Iklan Multipleks Baru

KETELADANAN KYAI DAN GURU

"Bondo bahu pikir lek perlu sak nyawane pisan. [KH. Ahmad Sahal]

WAJAH PENDIDIKAN PESANTREN

"Prioritas pendidikan pesantren adalah menciptakan mentalitas santri dan santriwati yang berkarakter kokoh. Dasarnya adalah iman, falsafah hidup dan nilai-nilai kepesantrenan. "

PENGALAMAN UNIK DAN LUCU

"Pekerjaan itu kalau dicari banyak, kalau dikerjakan berkurang, kalau hanya difikirkan tidak akan habis. [KH. Imam Zarkasyi] "

GAGASAN KEMAJUAN UMAT

"Tidak ada kemenangan kecuali dengan kekuatan, dan tidak ada kekuatan kecuali dengan persatuan, da ntidak ada persatuan kecuali dengan keutamaan (yang dijunjung tinggi) dan tidak ada keutamaan kecuali dengan al-Qur'an dan al-Hadits (agama) dan tidak ada agama kecuali dengan dakwah serta tabligh. [KH. Zainuddin Fananie dalam kitab Senjata Penganjur] "

FALSAFAH DAN MOTTO PESANTREN

"Tak lekang karena panas dan tak lapuk karena hujan. [Trimurti] "

NASEHAT, KEBIJAKSANAAN DAN REFLEKSI

"Hikmah ialah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah. (HR at-Tirmidzi). "

BERARTI DAN BERKESAN

"Pondok perlu dibantu, dibela dan diperjuangkan. (KH. Abdullah Syukri Zarkasyi). "

Tuesday, January 21, 2025

Berguru Seputar Kepemimpinan Perguruan Tinggi

 Medan. Selasa, 7 Januari 2025



Implementasi Agrement; Prodi PBA STIT Ar-Raudlatul Hasanah Medan Berguru dari Wakil Ketua I STAI Darul Arafah (STAIDA) Deli Serdang  seputar Kepemimpinan Perguruan Tinggi.

 

Medan. Selasa, 7 Januari 2025, Wakil Ketua I STAIDA Deli Serdang, Dr. Usman Betawi, M.HI bersama Kaprodi PBA STIT Ar-Raudlatul Hasanah Medan H. Ahmad Fauzi Ilyas, M.S.I dan sektrertaris prodinyaIrwan Haryono Sirait, S.Fil.I., M.Pd, berdiskusi intens seputar kepemimpinan perguruan tinggi. 

 

Dalam perbincangan tersebut proses dialog dua arahpun terjalin, panjang pembicaraan, seputar kepemimpinan, peluang penerimaan mahasiswa baru, sikap kepercayaan kepada keorganisasian BEM Mahasiswa.

 

Selain dari pada itu, saling bertukar pikiran untuk mendapatkan pembelajaran dan pelajaran serta informasi yang mahal juga terjalin satu sama lainnya. Mulai diskusi usai magrib tanpa terasa 3 jam telah berlalu, jika disimpulkan, terdapat banyak hal dan titik poin penting, untuk itu kami catatkan di sini hasil diskusi kami, di antaranya:

 

·  Kemandirian kampus membutuhkan keberanian dan solidaritas dari unsur sivitas akademika, terutama di mulai dari posisi teratas sebagai top leader di kampus, yaitu ketua dan para wakil-wakil ketuanya.

·    Statuta, ortala, visi-misi kampus, menjadikan dasar terbukanya cakrawala berpikir para dosen, termanifestasi dalam aksinya di lapangan.

· Secara pola pikir antara guru dan dosen itu harus berbeda, dosen harus lebih terbuka untuk percepatan, kemajuan, hubungan kolaborasi, relasi, Kerjasama dan tidak henti-hentinya berinovasi, sebab yang dihadapi setiap harinya adalah mahasiswa yang terus tumbuh simultan, energik tanpa henti.

· Kampus adalah pusat pengembangan di bidang ilmu dan akademik, bukan profit oriented, sehingga perlu dipahami bahwa informasi dan relasi adalah aset dan harta karun yang sangat mahal, perlu dijaga dan dicari setiap harinya. Hal ini salah satu hal penting menuju perkembangan dan pengokohan perguruan tinggi.

· Peran ketua sekolah tinggi dan wakil ketua sama-sama bersinergi untuk mengkomunikasikan informasi dari bawah kepada Yayasan. Sehingga komunikasi terjalin dengan baik, dengan begitu perlahan perguruan tinggi berbasis pesantren dapat bertahap menuju kemandirian sistem secara totalitas.

· Mempercayakan pekerjaan para civitas akademika pada bagiannya adalah keharusan, sehingga menciptakan miliu kepercayaan dan tanggungjawab  yang kokoh.

· Masing-masing unsur dari kampus mesti tahu TUPOKSI (tugas pokok dan fungsi), tidak saling mencampuri urusan satu dengan yang lainnya, atau juga tidakacuh terhadap tugas yang seharusnya dikerjakan dengan baik.

· Analisis “SWOT” untuk penerimaan mahasiswa baru merupakan tanggungjawab wakil ketua akademik dan ketua sekolah tinggi, sehingga paparan perencanaan penerimaannya, merupakan informasi bagi Yayasan, dan pengetahuan bagi prodi-prodi serta seluruh civitas yang hadir dalam rapat. Selanjutnya pola yang dirumuskan ketua dapat disingkronisasi dalam pengerjaan dilapangan baik secara ideologi maupun aksi.

·    Dosen harus benar-benar memiliki rasa dan ruh kedosenan, yaitu dalam arti universal sebagai kaum akademisi yang bersinggungan langsung terhadap teori/konsep dengan lapangan secara bersamaan.

·      Dalam tradisi kepemimpinan, dosen mesti memiliki rasa kepercayaan kepada BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Biarkan pergerakan BEM menjadi cara mereka menumbuhkan rasa kecintaan mahasiswa pada almamaternya. Tidak lagi dicekoki selalu, tidak lagi disuapi selalu, namun biarkan makan, makan sendiri. Biarkan naik sepeda, naik sepeda sendiri. Tidak mesti dipegangi terus menerus, tapi pantaulah dari kejauhan, panggil dan nasehati jika ada yang tidak pas, tapi bukan di depan umum, mesti paham profesionalitas, privasi dan harga diri.

·   Respek adalah harga yang mahal dalam organisasi, sebagai wakil ketua I bidang akademik, prodi adalah bawahan saya yang harus saya dukung, saya percayai, saya backup dan saya bela benar-benar, selalu saya jaga, jika salah saya ingatkan, jika benar saya apresiasi, dengan tetap mempercayakan dan menjaga ini, mereka jauh lebih menghormati saya dan saya juga tetap hormat dengan mereka.

·     Pada intinya kepemimpinan di perguruan tinggi ini adalah kelihaian kita dalam memandang permasalahan itu sebagai bentuk pendewasaan. Kelihaian kita memandang masalah dari sisi solusi. Memandang konsep dari sisi pelaksanaan. Sehingga pada akhirnya kepemimpinan bukan untuk ditakuti, tapi dirindukan. Hingga akhirnya saling menghargai dan cukup menciptakan vibes kerja yang harmoni.

 

Edited By Prodi PBA STIT RH Medan

Tuesday, January 7, 2025

Mengambil Berkah Dari Kedua Tuan Guru



Medan, 7 Januari 2025. 

Malam ini dengan tanpa diterka tanpa diduga, dengan penuh rizki aku diajak Bapak Kaprodi bertemu teman semasa kecilnya, tanpa menolak aku juga mengikutinya.

 

Setelah bertemu di "Sobat-e" yang telah dijanjikan, maka perbincanganpun mengalir seperti layaknya kran yang dibuka, mengucur sejak awal hingga akhir.

 

Pembahasanpun melebar dengan banyak topik dan tema, dari mulai tema masa kecil, pergaulan dibonceng ‘lereng’ (sepeda) sepulang sekolah, tidak pernah berantam sejak kecil, hingga keputusan masuk pesantren, yang satu masuk ke Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah di Medan dan yang satu lagi masuk Pesantren Darul Arafah Deli Serdang, sampai kini masing-masing berkiprah di almamaternya sebagai dosen dengan tugas pokok dan fungsinya (TUPOKSI) masing-masing.

 

Tidak cukup sampai di situ, perbincangan juga dilanjutkan dengan opsi solusi dari perselisihan yang terjadi di para jamaah di kampung, bagaimana menyelesaikan tanpa ada yang terluka? Bagaimana menyelesaikan masalah tanpa timbul masalah? Bagaimana menyelesaikan masalah dengan cara yang berilmu dan dewasa? Begitulah kira-kira diskusinya malam itu.

 

Pembahasan melebar dari A hingga Z, sampailah diingatkan tentang kisah perdebatan Harimau dan Keledai tentang warna rumput, Harimau bilang warna rumput itu hijau, dan keledai bersitegang urat bahwa warna rumput itu biru, terjadilah perdebatan yang tak terelakkan,  debat berlangsung panjang tidak ada habis-habisnya, hingga akhirnya keduanya sepakat untuk menghadap sang Raja Singa, sehingga bisa menjadi hakim yang adil untuk melerai perdebatan ini.

 

Singkat cerita, usai Harimau dan Keledai menyampaikan perselisihan pendapat mereka, maka Raja Hutan Singa menyampaikan bahwa: “Untuk perdebatan ini Harimau yang benar, rumput berwarna hijau bukan biru,” (senang lah harimau ketika itu) “tapi karena perdebatan ini, Harimau yang dihukum” (bersorak-sorai si keledai, karena senang Harimau di hukum). Dengan penuh rasa ingin tahu, Harimaupun protes, lalu bertanya pada raja hutan “Apa salah saya? Kenapa saya yang dihukum? Kan saya benar!”, “Salahmu satu, udah tahu keledai kok diajak berdebat, udah tahu tak berilmu mengapa bersitegang urat!” Jawab Raja Singa.

 

Dari kisah yang kembali diingatkan ustadz Usman barusan, teringat tentang fenomena yang marak terjadi saat ini di mana-mana, bukan benar-benar berilmu tapi mendebat sesuatu dengan merasa paling benar satu sama lain, tidak mengetahui akar permasalahan tiba-tiba muncul menjadi sosok paling hebat, superior mendominasi keadaan. Padahal sejatinya manusia ini penuh dengan kekurangan, kesalahan, dan kelalaian. Masih jauh panggang dari api tentang arti kesempurnaan. Pada akhirnya pandai-pandailah mawas diri, menjaga diri, hati, kata dan pikiran, semoga semuanya dalam lindungan Allah Swt,.

 


Mendapat pengetahuan tambahan lagi, bersabar-sabarlah jika perdebatan itu terjadi dan tidak terelakkan lagi. Namun yang perlu dipastikan perdebatan mesti memiliki value yang sama, sebab akan berujung pada satu titik perpisahan dan pertikaian jika tidak sejajar dari sisi value.  Dan tetap, sebaik-baiknya sikap adalah berdamai. Damai itu indah, bertikai itu menyisakan marah dan gusar walaupun setetes.

 

Banyak hal ahwal, ibroh dan hikmah dari kisah yang kembali diingatkan di atas, sejenak hati tenang, kembali menyadari bahwa inilah dinamika dunia, saat ini benar-benar sedang tinggal di dunia, tempat manusia berkeluh kesah, tempat manusia menyombongkan diri, tempat manusia menghinakan diri, tempat manusia beribadah sebanyak-banyaknya, tempat manusia berdoa dan berharap pada Tuhan Yang Maha Kuasa, dan tempat akhir manusia bertransportasi menuju akhirat yang kekal, abadi, immortal nantinya.

 

Panjang perbincangan sebenarnya, namun untuk catatan ringan kali ini, cukup kiranya aku hentikan di sini, semoga sedikit tapi memberikan pencerahan dan insight baru bagi teman-teman pembaca, terima kasih sudah mau membaca hingga sejauh ini, semoga teman-teman sehat selalu.

 

Salam santri, Santri berilmu, Santri sholeh, Santri sehat dan Santri kreatif.
Akhir kata, Wassalamu’alaikum wr wb.


Tuesday, December 3, 2024

Syahadat Deklarasi Keyakinan.

 Syahadat Deklarasi Keyakinan.

Assalamu’alaikum wr wb




أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
 
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

 

Asyhadu an laa ilaaha illallaahu,

wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah.

 

Artinya:

“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah.”

“Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.

**


Dalam ucapan dua kalimat syahadat ada lafadz kesaksian dan peniadaan di sana. Kesaksian bahwa Tuhan adalah Allah Swt., dan menyaksikan bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah. Di samping kesaksian juga terdapat peniadaan; di saat bersamaan juga meniadaan Tuhan-Tuhan selain Allah Swt.

 

Tuhan dalam makna awam sering diartikan menjadi “sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai yang Mahakuasa, Mahaperkasa, dan sebagainya”, tidak ada yang salah dengan arti ini, namun yang kiranya keliru ketika salah bertuhan; bertuhankan pada sosok yang tidak pantas; menuhankan materi di atas segalanya; mempertuhankan akal lebih tinggi dari keyakinan asasi dari diri. itu yang kiranya keliru.

 

Nah, dari sinilah Worldview Islam hadir untuk memberikan cara pandang baru kepada manusia. Di mana syahadat sebagai deklarasi keyakinan, hendaknya memperkokoh bangunan Rukun Iman dan Rukun Islamyang secara simultan menjadi tameng dalam kehidupan manusia muslim terlebih manusia mukmin. 

 

Dalam Keimanan kepada Allah Yang Maha Esa tidak ada keraguan, iman kepada malaikat, iman kepada kitab, iman kepada rasul, iman kepada Hari kiamat, dan iman kepada Qada dan Qadar, menjadi landasan berpijak. Sedangkan rukun Islam, dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, mengerjakan puasa, mengeluarkan zakat, naik haji, merupakan amalan sepanjang umur hidup, seraya bukti identitas bahwa seorang tersebut adalah umat Islam yang benar, berjalan ke arah kebenaran.

 

Dengan demikian keimanan hati dan amalan perbuatan seorang mukmin, akan berdampak besar pada manusia mukmin yang lain dalam kesehariannya. Jika berdagang membawa iman di sana, yakin setiap transaksi ada malaikat yang mencatat, setiap bekerja ada waktu untuk shalat yang harus diluangkan, sehingga dalam keseharian tidak pernah luput dari lindungan Allah, sebab manusia mukminnya selalu ingat pada Allah. Dengan demikian, lengkaplah rukun iman dan rukun Islam menjadi penolongnya dalam menjalani aktivitas keduniawiaan, demi kepentingan akhirat yang immortal.

 

Hal yang sama juga berimbas dalam kehidupan bermasyarakat, Belajar ilmu apapun tujuannya bukan semata dunia tapi ada akhirat di sana, berpolitik bukan sekedar politik dunia; namun ada pertanggungjawaban akhirat yang kelak dipertanggungjawabkan dihadapan sang pencipta. Bahkan sampai kepada menikah juga mesti menggunakan nilai-nilai keimanan dan keislaman, menjadi landasan dalam mengambil keputusan sekecil apapun, seringan apapun, hingga yang paling berat sekalipun; bukankah menikah adalah ibadah terpanjang di dalam Islam?

 

Dari sekian analogi tindakan real di kehidupan nyata, menghadirkan makna sebenarnya bahwa syahadat sebagai deklarasi keyakinan tidak lagi sebuah kata semu, akan tetapi adalah bukti real bahwa manusia butuh panduan, tuntunan ke arah yang lebih baik.

 

Kelak dari akumulasi keyakinan dan amal sholeh yang dilakukan seorang mukmin, dapat membantunya untuk kebaikan-kebaikan berikutnya, yang itu semua dilakukan dengan penuh kesadaran dan ketaatan, layaknya hamba pada tuannya.

 

Sehingga hasil dari syahadat ini, semua perbuatan di dunia ini orientasinya lillah. Mengartikan segala sesuatunya berkaitan dengan Allah. Mencari ilmu adalah ibadah, fadhilah dari shalat adalah mencegah kemungkaran, kesopanan itu wujud dari kebaikan, pemahaman durhaka pada orang tua akan celaka, mendholimi orang lain itu sedang menabung azab dunia kepada diri kita sendiri, berinfak itu menambah kaya, kerja keras mesti dibarengan do’a, membantu orang lain itu tanda iman kepada Yang Maha Kuasa bahwa dengan itu kita mengetuk pintu ridanya Allah Swt.

 

Sampai pada akhirnya, syadahat yang melahirkan keyakinan ini juga sebagai langkah awal untuk mulai berjalan pada pilihan dan impian ke arah yang benar, di mana langkah yang benar adalah ketika berlandaskan pada visi Islam tentang realitas dan kebenaran, hingga pada akhirnya dengan visi Islam yang benar dapat memahami wujud Allah, wujud Alam, wujud manusai dan lain-lain.

 

Dengan ini semua akan mengarahkan worldview berpikirnya dapat makna amal, makna ilmu, makna kehidupan, makna dunia, makna nilai atau moral, makna manusia.

 

 

“Mari beriman, berpikir dengan iman, sehingga menumbuhkan keimanan-keimanan yang lainnya, notabene mendekatkan diri pada Allah Swt.”

 

Wallahua’alam bissoab


Terima kasih teman-teman sudah membersamai sampai sejauh ini, terima kasih telah membaca sampai pada titik ini, akhir kata semoga kita semua dalam lindungan Allah Swt., dan dimudahkan dalam segala urusan dan permohonan yang dimohonkan.

 

Wassalamu’alaikum wr wb

Sunday, December 1, 2024

10 Tahun Malang Melintang Menghidupi Website Pribadi






 

Tanpa terasa telah 10 (sepuluh) tahun, drama menghidupi website pribadiku ini, aku mulai. Semua rasa ada di sini, perkembangan genre tulisan juga di sini, pergumulan emosi, pertengkaran nurani pemuda yang berjuang bertransformasi menjadi somebody juga terjejak di sini, pada intinya, ini adalah teman yang benar-benar menemani dari sejak tak mengerti arti hidup hingga kini, yang juga masih mengais-ngais makna hidup dari Yang Maha Hidup itu sendiri; terus berdo’a dan berharap dengan penuh keyakinan dapat lebih hidup dari yang sudah-sudah. Dapat lebih menghidupkan dari yang sudah-sudah. Bukankah esensi hidup harus bisa menghidupkan dan memberi arti kehidupan?

 

 


Terkadang website bisa terisi, tapi juga terkadang kosong, bahkan seringnya kosong tidak terupdate, tapi tetap menulis dan membaca tetap menjadi aktivitas favorit yang tak tergantikan, terbit tidak terbit harus tetap menulis, karena tetap menulis adalah semacam kewajiban pribadi.

 

Ada hal yang sangat menarik dalam menulis website ini, dari mulai seorang yang tak mengerti apa-apa tentang tulisan, hingga tahu ujung dari tulisan harus memiliki visi-misi yang sempurna, tulisan juga mengikuti aturan-aturan penting di dalamnya, tulisan juga memiliki banyak hal yang bisa diperjuangkan. Pada intinya menulis memberikan satu kenyamanan untuk bisa menikmati perjalanan hidup di dunia ini agar dapat lebih berarti.

 

Sedikitnya ada 8 kenikmatan menulis selama 10 tahun menjejaki pengalaman pribadiku ini:

 

1.     Menulis Membuatku Merasa Tenang.

Siapa yang tahu pasang-surut arus hidup kita? Terkadang merasa hidup ini biasa saja, tapi juga tak jarang hidup bersikap begitu kejam pada kita. 

 

Apakah hidup kita sama dengan hidup orang lain? Bisa saja hidup kita terlihat sulit dan hidup orang lain tampak mudah? Atau hanya kita saja yang merasakan demikian, atau jangan-jangan hidup kita masih lebih mudah dibandingkan hidup orang lain di luar sana?

 

Bisa saja hidup orang lain terlihat mudah padahal aslinya mereka lebih sulit dari kita! 

 

Banyak hal yang disembunyikan tidak selalu muncul dipermukaan, dan menulis adalah solusi untuk tetap tenang menghadapi ketidakpastian ini.

 

2.     Menulis Menjadikanku “ADA”

 

‘Ada’ adalah bentuk eksistensi diri. Jika memang ada, maka seyogyanya akal, pikiran, badan, seluruhnya eksis dan Bersatu padu, berada di posisi dia berpijak saat ini. Adanya buah pikir itu bukti eksistensi diri benar-benar terbukti ‘ada’.

 

Agak tidak suka muncul kepermukaan sebenarnya, tapi terkadang kondisi memaksa untuk muncul dipermukaan, terlebih dengan tuntunan zaman dan pekerjaan, branding diri merupakan suatu keharusan, jika diri belum terbrand, ibaratkan produk tanpa label, tidak tahu orang apa fungsi dan manfaatnya, malah orang ragu apakah ini benda layak konsumsi atau racun yang mematikan.

 

Buat personal yang lebih nyaman dengan sikap pendiamnya (introvert). Lewat jalur tulisan, biasanya dia lebih ramah. 

 

Para introvert akan merasa lebih baik, merasa lebih nyaman jika dikenal lewat tulisannya, sebab apa yang ditulisnya itulah mewakili apa yang dipikirkannya, secara unik dan menarik, ia mampu berkata-kata, berceloteh panjang, bahkan bersenandung syair dan puisi disana, tidak terbatas menunjukkan siapa diri sebenarnya lewat tulisan, tapi lebih kepada menunjukkan bahwa dia eksis sebagai hamba yang terus hidup.

 

3.     Menulis Membuat Otak Terus Berjalan

Banyak yang bilang daya tangkap, ingatan, kemampuan mengingat, kemampuan menghafal dan kecakapan dalam berfikir kritis itu bukan persoalan latihan sepanjang malam selama sebulan. Tapi, adalah perjalanan panjang tahunan, bahkan sepanjang umur kita dalam menjalani kehidupan. 

Sebab dunia terus berputar, aktivitas manusianyapun harus terus dinamis, bagaimana bisa tetap di sini, sementara dunia terus berubah, menyesuaikan dengan perkembangan ini, maka cara bertahan hidup dan sikap hidup juga mesti berubah mengikuti zaman ini. Namun nilai diri, worldview Islamnya harus tetap terjaga.

 

4.     Menulis Membuatku Menemukan Duniaku

Banyak orang terjebak dalam masalalunya yang tak berujung. Ada juga yang terjebak di masalah finansialnya yang tak ada henti-hentinya; berapa banyak yang terjebak dalam keluarga urak-urakan, dan banyak lagi deskripsi dari orang-orang terhambat, tersesat, tertinggal bahkan tercampakkan dari tempat asalnya; belum lagi orang yang terkungkung dalam deskriminasi sosial, ada yang tertahan oleh permintaan orang tuanya, sehingga tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mengatakan kata iya, ada juga yang mengabaikan orang mengasihinya dan menyayanginya sehingga disebut anak durhaka. Untuk mengungkap dan menceritakan semuanya secara lengkap dan sadar, maka dengan itu, menulislah!

 

Lewat jendela ilmu kamu menatap dunia dari berbagai arah, sehingga kamu tahu dunia seperti apa yang kamu pilih, untuk menjalani hidup di dalamnya. Selanjutnya tuliskan perjalanan hidupmu semoga menjadi jejak sejarah bagi generasi setelahmu.

 

5.     Menulis Menjadikanku Mengenal Para Penulis

Jika saat ini banyak konten yang bilang, seberapa baik circlemu maka akan begitulah hidupmu. Meskipun ungkapan ini masih simpang siur kebenarannya, sebab baru teruji lewat influenser yang banyak bercerita tentang ini. Tapi rasaku iya, keberadaan kita dengan orang lain itu jauh memiliki rasa, jika keduanya saling berusaha untuk selalu ada.

 

Semakin kamu sering menulis, maka semakin banyaklah penulis yang akan kamu kenal, dan itu merupakan investasi jangka panjang untuk networking yang lebih baik.

 

6.     Menulis Membuatku Memiliki Karya

Ada banyak karya manusia, tapi apakah semua karya bertahan lama? Itu yang perlu dipertanyakan. 

 

Jika karya hanya bisa dinikmati sehari dua hari, maka itu bukan karya namanya itu jualan kue. Kalau bercerita karya, bagiku adalah sesuatu yang bisa dinikmati paling tidak setahun dan dua tahun, memasuki jangka menengah 5 sampai 10 tahun, dan memasuki masa akhir 10 tahun hingga tak terhingga.

 

Maka menulislah, berkaryalah, kelak karyamu berbicara lebih lantang dari pita suara yang dihadiahkan dari sang Pencipta.

 

7.     Menulis Membuatku Tetap Membaca.

Bila menulis adalah memasak, sebelum memasak kita butuh mempersiapkan peralatan masak dan kebutuhan-kebutahan yang akan dimasak, dan itu semua sama seperti menulis. 

 

Sebelum menulis aku membaca, sebelum menulis aku menganalisis, sebelum menulis aku mengenal sejarah, sebelum menulis aku bercerita, sebelum menulis aku mengulik data, setiap aktivitas dari menulis tadi, semuanya adalah pergumulan dari akvitas-aktivitas kecil yang produktif.

 

8.     Menulis Pada Akhirnya Mengajarkan Cara Konsisten

Apa aktivitas yang membuatmu bisa isiqomah, pertahankanlah! Sebab keistiqomahan itu adalah barang langka, jika kamu mampu menjaganya, maka kamu telah menjaga masa depanmu. Tunggu masanya akan tiba masa kejayaan luar biasa Anda. 

 

Hal kecil, jika dilakukan berulang-ulang menghasilkan efek yang luar biasa. Konon lagi kebiasaan menulis, ini akan menghantarkanmu pada masa depan yang luas, menembus cakrawala, tak akan pernah bisa dirasakan oleh orang lain selain penulis. Penulis apapun itu!

 

Setelah mencapai satu dekade mempertahakan website ini, sebagai bukti syukurku, yang telah 10 tahun ini menjaga website ini untuk tetap hidup, maka sebagai hadiah bagi diriku sendiri, akan kuusahakan konsisten menulis setiap harinya di blog ini, dalam upaya menjaga kesitiqomahan ini agar tidak pernah mati. 

 

Rasa-rasanya menulis membuatku lebih hidup, dan nampaknya hidupku ada di sini. 

 

Oh ya kawan-kawan.., obrolan kita kali ini kita cukupkan dulu ya, akan disambung esok hari dengan tulisan lainnya, terima kasih udah membaca sejauh ini.

 

Terima Kasih ya kawan-kawan.

Semoga semua urusan kawan, sejawat, teman, saudara, dapat dimudahkan Allah Swt.
dan segala persolan rizki, pertanyaan arah jalan hidup, sampai pada hal yang disemogakan segera tercapai. Aamiin Ya Rabbal’alamin.

 

See you tomorrow.





 

 

Friday, September 6, 2024

351 Santri dan Santriwati Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan Ikut menyemarakkan Hari Literasi Dunia (International Literacy Day)

351 Santri dan Santriwati Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan Ikut menyemarakkan Hari Literasi Dunia (International Literacy Day)

 

Semarak Hari Literasi Dunia Tahun 2024, Seksi Perpustakaan dan Kajian Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan memperingatinya dengan mengadakan lomba menulis santri dan santriwati, dengan tagline yang diusung “Literasi Santri untuk Generasi Emas Indonesia Tahun 2045” Di antara perlombaannya adalah: Lomba menulis cerpen, lomba menulis mini biografi, lomba menulis resensi buku, lomba menulis essai, dan lomba membuat mini komik. Medan. 06/09/2024.

 

Sebuah animo yang sangat luar biasa, 351 peserta ikut serta menyemarakkannya dengan rincian 208 santri dan 143 santriwati. Mereka ikut serta dalam lima kategori perlombaan tersebut, terdiri dari 2 kategori, junior dan senior. Dengan rincian di putra: Cerpen  senior 32 peserta dan junior 36 peserta. Mini Biografi senior 26 peserta dan junior 16 peserta. Resensi senior 25 peserta dan junior 13 peserta. Esai senior 19 peserta dan junior 8 peserta. Mini Komik senior 9 peserta dan junior 24 peserta. Semua mengikuti perlombaan mulai pukul 08.00 wib – 11.00 wib.

Sedangkan rincian di putri berjumlah 143 santriwati Dengan rincian: Cerpen senior 28 peserta dan junior 33 peserta. Mini Biografi senior 19 peserta dan junior 13 peserta. Resensi senior 15 peserta dan junior 4 peserta. Esai senior 8 peserta dan junior 3 peserta. Mini Komik senior 6 peserta dan junior 14 peserta.


Hari Literasi Internasional (International Literacy Day) diperingati setiap tahunnya pada tanggal 8 September sesuai yang telah ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1967. Tidak dengan santri dan santriwati pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan yang gegap gempita merayakan hal ini pra hari H, dengan penuh semangat berapi, meriah, spektakuler, daya literasinya diuji pada hari Jum’at, 06 September 2024, dengan sekian perlombaan dan kemudian pembagian hadiah sang juara, tepat pada saat Launching & Bedah Buku Karya Asatidz pada senin dan selasa, 9 dan 10 September 2024.   

 

Di akhir catatan ini ada pesan berharga dari Kepala Bidang Pendidikan Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Ustadz Zulfikri. Beliau berpesan dengan mengulas surah al-‘alaq dari ayat 1-5 dengan prolog nyentrik: “Hari ini kita memperingati hari literasi dunia, maka mari kita sambut dengan standing applause, sebagai bukti kita hormat dengan hari ini, dengan cara elegant khas internasional”. gemuruh tepuk tangan dari para pesertapun mencairkan suasana. 

 

Disampaikan juga bahwa dengan membaca kita mulai menatap Dunia, sambil terus membaca ayat-ayat Tuhan lewat Dunia akan semakin bertambah iman dan keyakinan akan kuasa dan Maha Mulianya Allah swt  yang tak terbatas. Dzat yang menciptakan seluruh ciptaannya dari yang semula belum pernah ada. 

 

“Bacalah, teruslah membaca dan menulis, maka derajatmu akan terangkat dengan serta merta. Dialah Allah dzat yang mengajarkan ilmu kepadamu salah satunya lewat pena, mengajarkan kepada seluruh umat manusia dari yang belum diketahui hingga akhirnya mengetahui, memahami, dan menguasai sehingga pada akhirnya disebut ahli. Dan harapan kami kamulah yang akan menjadi tokoh dan ahli-ahli literasi dari bumi wakaf Raudhah ini ke kancah luar negeri, dunia dan akhirat biiznillah. Aamin Ya Rabbal’alamin.”Waallahu’aalam bissoab.

Monday, August 19, 2024

Hakikat Tauhid Karya Syaikh Yusuf Al-Qhardawi; Buku Pegangan Santri Kelas 5 dan 6 KMI Ar-Raudlatul Hasanah

 


Buku adalah jendela dan pintu pembuka cakrawala berpikir seseorang. Wasilah buku dapat menjadikan pikiran seseorang terbuka, dengan keterbukaan pola pikir, akan selalu ada perubahan, perbaikan dan kemajuan-kemajuan, dari skala kecil hingga besar. Harapannya dengan itu dapat membentuk seorang tersebut menjadi lebih baik. Untuk itu di sini ada sebuah buku layak dikonsumsi dan dijadikan bahan kajian dan pembelajaran santri ialah buku Hakikat Tauhid.

Buku Hakikat Tauhid adalah buku pelajaran tauhid bagi santri kelas 5 dan kelas 6 KMI Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan. Untuk mengulik isinya, penulis menampilkan urutan dari yang termuda yaitu tauhid kelas 5 KMI, dalam kajiannya, buku ini membahas tentang Iman Kepada Allah adalah asal muasal akidah, konsentrasi Islam sesungguhnya adalah hakikat aqidah Islam, Bukti-bukti keesaan tuhan secara natural, akal dan naql,  tauhid sumber keimanan kepada Allah, tauhid ketuhanan, tauhid ibadah, tauhid syiar Islam, tauhid sebagai kunci pemersatu antara pemimpin-pemimpin umat Islam, hakikat tauhid, kesyirikan, macam-macam syirik, berbagai bentuk syirik shoghir dalam Islam. Di atas adalah pembahasan isi buku tauhid kelas 5 dari halaman 1- 66.

Masih dalam buku yang sama, dimulai dari halaman 67 hingga halaman 96, adalah pembahasan khusus Buku Tauhid khusus kelas 6 KMI dengan pembahasan melanjutkan dari kelas 5 yaitu seputar larangan dan upaya Islam menanggulangi kesyirikan di tengah-tengah kemajemukan masyarakat; dari yang paling tersamar hingga yang paling terang-terangan; hikmah dibalik pelarangan dan kewaspadaan dari syirik; mengambil keberkahan dari makhluk (manusia, hewan, tumbuhan dan benda mati); dan beragam macam ungkapan/nama-nama yang mendorong kepada kesyirikan; hal positif dari kekokohan keimanan dalam kehidupan seseorang, dan juga sebaliknya efek negative dari kesyirikan dan bahanya bagi kehidupan seseorang.

Buku Tauhid ini berbahasa Arab, tanpa baris, proses pengajarannya dapat diberikan kepada masing-masing guru, dapat mengajarkannya dengan metode istiqroiyyah, ilqoiyyah, istijwab, atau berbagai metode lainnya.  

Secara garis besar, buku ini terasa begitu sangat dekat dengan kehidupan kita, kasus yang dimunculkan di dalamnya serasa potret masyarakat saat ini, dalil-dalilnya juga langsung menuju pada poin inti, analogi penjelasan, seluruhnya dibahas sangat ringan, mudah dipahami, dan mengalir.

Begitulah catatan sederhana seputar buku ini, jika ada masukan dan tambahan dari teman-teman merupakan satu kehormatan dan kesyukuran bagi kami selaku penulis catatan ringan ini. Dan kami ucapkan terima kasih sebanyak-banyak, Jazakumullah khoir.

Thursday, May 16, 2024

HARIS MASKAN; LELAH YANG MEMBAHAGIAKAN

 


Haris Maskan, Lelah yang Membahagiakan

Setiap kali menulis blog ini, rasanya seperti kembali pada kenangan kemarin sore, masih sangat jelas ingatan itu. Sesaat terbawa melamun ke beberapa tahun silam, sampai akhirnya baru tersadar, ternyata hari, bulan dan tahun bergerak begitu sangat cepat, dan berlalu begitu saja tanpa terasa.

Teringat setiap kali memasuki awal bulan,  rayonku selalu menempelkan jadwal 'haris maskan' terbaru untuk bulan itu.  Tepatnya di tanggal satu setiap awal bulan.

Biasanya kami membacanya dengan riang gembira, apalagi kalau dapat jadwal 'haris maskan', 2 – 3 kali seminggu. Sueeenengnya luar biasa. Hehehe

Kok senang?
Lah gimana nggak senang, ada kekhususan sendiri. Di saat semua santri masuk kelas, hanya segelintir 'haris maskan' yang tidak masuk kelas. Dan syukurnya itu legal, tidak melanggar disiplin selama meminta 'tasrih haris maskan'. nah senangkan? Rasanya plong, gembira, dan tak terbayang sukanyalah pokoknya.

Emang yang dikerjakan apa saja?

Buaanyak hal yang bisa dikerjakan, baik itu pribadi maupun jama’i. Untuk pribadi ada keluangan waktu untuk beristirahat dari aktivitas masuk kelas, bisa merapikan lemari, bisa membaca novel, dan lagi bisa sambil santai di rayon, sambil makan cemilan dan minum teh. sesederhana itu saja, sudah mampu membahagiakan santri. 

Namun sebelum menikmati waktu pribadi, harus selesai dulu urusan 'jama’i'. Begitu aturan mainnya. Seperti: menyapu dan mengepel teras rayon, halaman rayon, tangga rayon, rayon dari ujung ke ujung dan membuang sampahnya ke tong sampah. Mengisi 'birmil' dengan air di rayon, biasanya jumlahnya ada 6 birmil, (5 birmil dari setiap kamar, dan 1 birmil dari rayon), setelah itu mengelap kaca kamar-kamar di rayon, mengelap cermin dan lalu barulah bisa bersantai ria.

Apa tidak sayang dengan pelajaran yang tertinggal?

Dalam hal ini biasanya santri terbagi menjadi 2 kelompok. kelompok pertama yang merasa sayang tertinggal masuk kelas, santri kedua yang dengan suka duka menjalaninya.

Memang ada sekitar 8 les yang ditinggalkan jika haris maskan seharian. namun itu tidak jadi masalah bagi santri, biasanya jika satu kali pertemuan tidak hadir, masih bisa mengejar catatannya bersama teman-teman malamnya atau besok paginya. Yang pasti 'haris maskan' harus aktif bertanya tentang ada tidaknya tugas yang diberikan oleh ustadz/ustadzah di kelas tadi.

Kalau di jadwal 'haris maskan' ternyata yang terjadwal sakit, bagaimana?

Santri selalu banyak opsi dalam menyelesaikan permasalahannya. Untuk persoalan ini biasanya mayoritas 'mudabbir' seringnya memakai  2 opsi ini. Pertama roker dengan teman lainnya lalu melapor ke 'mudabbir'. Kedua dengan cara melapor ke mudabbir langsung dan menyampaikan perihal diri yang kurang sehat, nanti mudabbir yang akan memilih siapa yang akan menggantikan atau menyodorkan kesempatan kepada santri yang lainnya, bagi siapa yang mau haris maskan di waktu itu. Biasanya tak menunggu waktu lama, sudah banyak yang bersedia menggantikan, apalagi kalau hari kamis. Buanyak sekali yang antri.

Kalau tidak mau piket bagaimana?

Tidak ada istilah tidak mau piket, sebab semuanya sudah mendapatkan jadwal. Kecuali ada catatan khusus dari wali kelasnya, yang memang mewanti-wanti anak tersebut agar tidak libur karena piket. Sebab si anak memiliki persoalan kefokusan belajar yang menurun, Maka dia mendapatkan kesempatan untuk tidak dapat kesempatan haris lail. Namun kalau tidak ada 'uzrun syar'i maka tidak ada istilah tidak mau piket. Karena bagi pesantren hal ini juga bagian dari pada pendidikan.

Apa nilai yang ditanamkan dari aktivitas haris maskan ini?

Banyak nilai yang tersirat dari jadwal ini:

Pertama: Semua anggota rayon jadi paham setiap awal bulan ada jadwal tugas piket yang harus dibaca dan diingat jadwalnya masing-masing, itu melatih kepekaan terhadap keliling/sekitar.

Kedua: Bagi yang mendapatkan jadwal piket, maka pada hari itu ia mendapatkan amanah besar untuk menjaga keamanan rayon. Biasanya setiap haris maskan 2 orang dari kelas yang berbeda. Jika yang satu ada urusan, maka yang satu lagi tetap menjaga di depan rayon. Sebab apapun bentuk kehilangan di rayon, orang yang pertama kali ditanyai adalah haris maskan.

Ketiga: Bagi yang tidak pernah memegang sapu di rumah, di sini akan terbiasa dengan sapu dan bahkan tahu cara mengepel lantai bahkan sampai membersihkan kaca, mengambil air ke dapur dan pekerjaan bersih-bersih rayon yang lain sebagainya.

Keempat: Haris maskan juga bertanggungjawab membawa makan bagi mereka yang sakit dan tinggal di asrama.

Kelima, keenam dan selanjutnya nampaknya bisa diisi oleh teman-teman di kolom komentar ya.

Nah begitulah obrolan ringan kita tentang haris maskan teman-teman. Suatu aktivitas bersih-bersih satu rayon yang sebenarnya melelahkan, tapi tertutupi dengan hati yang ikhlas dan bahagia menerima jadwal yang telah ditetapkan. 

Jika ada ungkapan yang berbunyi "ubahlah lelah menjadi lillah, nampaknya haris maskan udah mempraktekkannya sebelum kata-kata ini viral, bahkan dengan tambahan kata, "lelah menjadi lillah berakhir alhamdulillah..." :)

Terima kasih teman-teman sudah membaca sejauh ini,

Semoga sehat selalu, murah rezekinya, dan sukses dunia akhirat

Akhir kata. Wassalamu’alaikum wr wb.


Istilah Dunia Santri:

* Haris Maskan: Piket Rayon

* Rayon: Asrama 

* Tasrih: Surat izin

* Jama'i: Maslahah Bersama

Birmil: Jerigen

Ustadz/Ustadzah: Guru

* 'Uzrun syar'i: Alasan yang masuk akal.

Subscribe Us

Dalam Feed


*PENGALAMAN NYANTRI: Menikmati Setiap Detik Proses Kelak Menjadi Pengalaman Beresensi