Iklan Multipleks Baru

KETELADANAN KYAI DAN GURU

"Bondo bahu pikir lek perlu sak nyawane pisan. [KH. Ahmad Sahal]

WAJAH PENDIDIKAN PESANTREN

"Prioritas pendidikan pesantren adalah menciptakan mentalitas santri dan santriwati yang berkarakter kokoh. Dasarnya adalah iman, falsafah hidup dan nilai-nilai kepesantrenan. "

PENGALAMAN UNIK DAN LUCU

"Pekerjaan itu kalau dicari banyak, kalau dikerjakan berkurang, kalau hanya difikirkan tidak akan habis. [KH. Imam Zarkasyi] "

GAGASAN KEMAJUAN UMAT

"Tidak ada kemenangan kecuali dengan kekuatan, dan tidak ada kekuatan kecuali dengan persatuan, da ntidak ada persatuan kecuali dengan keutamaan (yang dijunjung tinggi) dan tidak ada keutamaan kecuali dengan al-Qur'an dan al-Hadits (agama) dan tidak ada agama kecuali dengan dakwah serta tabligh. [KH. Zainuddin Fananie dalam kitab Senjata Penganjur] "

FALSAFAH DAN MOTTO PESANTREN

"Tak lekang karena panas dan tak lapuk karena hujan. [Trimurti] "

NASEHAT, KEBIJAKSANAAN DAN REFLEKSI

"Hikmah ialah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah. (HR at-Tirmidzi). "

BERARTI DAN BERKESAN

"Pondok perlu dibantu, dibela dan diperjuangkan. (KH. Abdullah Syukri Zarkasyi). "

Friday, September 6, 2024

351 Santri dan Santriwati Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan Ikut menyemarakkan Hari Literasi Dunia (International Literacy Day)

351 Santri dan Santriwati Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan Ikut menyemarakkan Hari Literasi Dunia (International Literacy Day)

 

Semarak Hari Literasi Dunia Tahun 2024, Seksi Perpustakaan dan Kajian Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan memperingatinya dengan mengadakan lomba menulis santri dan santriwati, dengan tagline yang diusung “Literasi Santri untuk Generasi Emas Indonesia Tahun 2045” Di antara perlombaannya adalah: Lomba menulis cerpen, lomba menulis mini biografi, lomba menulis resensi buku, lomba menulis essai, dan lomba membuat mini komik. Medan. 06/09/2024.

 

Sebuah animo yang sangat luar biasa, 351 peserta ikut serta menyemarakkannya dengan rincian 208 santri dan 143 santriwati. Mereka ikut serta dalam lima kategori perlombaan tersebut, terdiri dari 2 kategori, junior dan senior. Dengan rincian di putra: Cerpen  senior 32 peserta dan junior 36 peserta. Mini Biografi senior 26 peserta dan junior 16 peserta. Resensi senior 25 peserta dan junior 13 peserta. Esai senior 19 peserta dan junior 8 peserta. Mini Komik senior 9 peserta dan junior 24 peserta. Semua mengikuti perlombaan mulai pukul 08.00 wib – 11.00 wib.

Sedangkan rincian di putri berjumlah 143 santriwati Dengan rincian: Cerpen senior 28 peserta dan junior 33 peserta. Mini Biografi senior 19 peserta dan junior 13 peserta. Resensi senior 15 peserta dan junior 4 peserta. Esai senior 8 peserta dan junior 3 peserta. Mini Komik senior 6 peserta dan junior 14 peserta.


Hari Literasi Internasional (International Literacy Day) diperingati setiap tahunnya pada tanggal 8 September sesuai yang telah ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1967. Tidak dengan santri dan santriwati pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan yang gegap gempita merayakan hal ini pra hari H, dengan penuh semangat berapi, meriah, spektakuler, daya literasinya diuji pada hari Jum’at, 06 September 2024, dengan sekian perlombaan dan kemudian pembagian hadiah sang juara, tepat pada saat Launching & Bedah Buku Karya Asatidz pada senin dan selasa, 9 dan 10 September 2024.   

 

Di akhir catatan ini ada pesan berharga dari Kepala Bidang Pendidikan Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Ustadz Zulfikri. Beliau berpesan dengan mengulas surah al-‘alaq dari ayat 1-5 dengan prolog nyentrik: “Hari ini kita memperingati hari literasi dunia, maka mari kita sambut dengan standing applause, sebagai bukti kita hormat dengan hari ini, dengan cara elegant khas internasional”. gemuruh tepuk tangan dari para pesertapun mencairkan suasana. 

 

Disampaikan juga bahwa dengan membaca kita mulai menatap Dunia, sambil terus membaca ayat-ayat Tuhan lewat Dunia akan semakin bertambah iman dan keyakinan akan kuasa dan Maha Mulianya Allah swt  yang tak terbatas. Dzat yang menciptakan seluruh ciptaannya dari yang semula belum pernah ada. 

 

“Bacalah, teruslah membaca dan menulis, maka derajatmu akan terangkat dengan serta merta. Dialah Allah dzat yang mengajarkan ilmu kepadamu salah satunya lewat pena, mengajarkan kepada seluruh umat manusia dari yang belum diketahui hingga akhirnya mengetahui, memahami, dan menguasai sehingga pada akhirnya disebut ahli. Dan harapan kami kamulah yang akan menjadi tokoh dan ahli-ahli literasi dari bumi wakaf Raudhah ini ke kancah luar negeri, dunia dan akhirat biiznillah. Aamin Ya Rabbal’alamin.”Waallahu’aalam bissoab.

Monday, August 19, 2024

Hakikat Tauhid Karya Syaikh Yusuf Al-Qhardawi; Buku Pegangan Santri Kelas 5 dan 6 KMI Ar-Raudlatul Hasanah

 


Buku adalah jendela dan pintu pembuka cakrawala berpikir seseorang. Wasilah buku dapat menjadikan pikiran seseorang terbuka, dengan keterbukaan pola pikir, akan selalu ada perubahan, perbaikan dan kemajuan-kemajuan, dari skala kecil hingga besar. Harapannya dengan itu dapat membentuk seorang tersebut menjadi lebih baik. Untuk itu di sini ada sebuah buku layak dikonsumsi dan dijadikan bahan kajian dan pembelajaran santri ialah buku Hakikat Tauhid.

Buku Hakikat Tauhid adalah buku pelajaran tauhid bagi santri kelas 5 dan kelas 6 KMI Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan. Untuk mengulik isinya, penulis menampilkan urutan dari yang termuda yaitu tauhid kelas 5 KMI, dalam kajiannya, buku ini membahas tentang Iman Kepada Allah adalah asal muasal akidah, konsentrasi Islam sesungguhnya adalah hakikat aqidah Islam, Bukti-bukti keesaan tuhan secara natural, akal dan naql,  tauhid sumber keimanan kepada Allah, tauhid ketuhanan, tauhid ibadah, tauhid syiar Islam, tauhid sebagai kunci pemersatu antara pemimpin-pemimpin umat Islam, hakikat tauhid, kesyirikan, macam-macam syirik, berbagai bentuk syirik shoghir dalam Islam. Di atas adalah pembahasan isi buku tauhid kelas 5 dari halaman 1- 66.

Masih dalam buku yang sama, dimulai dari halaman 67 hingga halaman 96, adalah pembahasan khusus Buku Tauhid khusus kelas 6 KMI dengan pembahasan melanjutkan dari kelas 5 yaitu seputar larangan dan upaya Islam menanggulangi kesyirikan di tengah-tengah kemajemukan masyarakat; dari yang paling tersamar hingga yang paling terang-terangan; hikmah dibalik pelarangan dan kewaspadaan dari syirik; mengambil keberkahan dari makhluk (manusia, hewan, tumbuhan dan benda mati); dan beragam macam ungkapan/nama-nama yang mendorong kepada kesyirikan; hal positif dari kekokohan keimanan dalam kehidupan seseorang, dan juga sebaliknya efek negative dari kesyirikan dan bahanya bagi kehidupan seseorang.

Buku Tauhid ini berbahasa Arab, tanpa baris, proses pengajarannya dapat diberikan kepada masing-masing guru, dapat mengajarkannya dengan metode istiqroiyyah, ilqoiyyah, istijwab, atau berbagai metode lainnya.  

Secara garis besar, buku ini terasa begitu sangat dekat dengan kehidupan kita, kasus yang dimunculkan di dalamnya serasa potret masyarakat saat ini, dalil-dalilnya juga langsung menuju pada poin inti, analogi penjelasan, seluruhnya dibahas sangat ringan, mudah dipahami, dan mengalir.

Begitulah catatan sederhana seputar buku ini, jika ada masukan dan tambahan dari teman-teman merupakan satu kehormatan dan kesyukuran bagi kami selaku penulis catatan ringan ini. Dan kami ucapkan terima kasih sebanyak-banyak, Jazakumullah khoir.

Thursday, May 16, 2024

HARIS MASKAN; LELAH YANG MEMBAHAGIAKAN

 


Haris Maskan, Lelah yang Membahagiakan

Setiap kali menulis blog ini, rasanya seperti kembali pada kenangan kemarin sore, masih sangat jelas ingatan itu. Sesaat terbawa melamun ke beberapa tahun silam, sampai akhirnya baru tersadar, ternyata hari, bulan dan tahun bergerak begitu sangat cepat, dan berlalu begitu saja tanpa terasa.

Teringat setiap kali memasuki awal bulan,  rayonku selalu menempelkan jadwal 'haris maskan' terbaru untuk bulan itu.  Tepatnya di tanggal satu setiap awal bulan.

Biasanya kami membacanya dengan riang gembira, apalagi kalau dapat jadwal 'haris maskan', 2 – 3 kali seminggu. Sueeenengnya luar biasa. Hehehe

Kok senang?
Lah gimana nggak senang, ada kekhususan sendiri. Di saat semua santri masuk kelas, hanya segelintir 'haris maskan' yang tidak masuk kelas. Dan syukurnya itu legal, tidak melanggar disiplin selama meminta 'tasrih haris maskan'. nah senangkan? Rasanya plong, gembira, dan tak terbayang sukanyalah pokoknya.

Emang yang dikerjakan apa saja?

Buaanyak hal yang bisa dikerjakan, baik itu pribadi maupun jama’i. Untuk pribadi ada keluangan waktu untuk beristirahat dari aktivitas masuk kelas, bisa merapikan lemari, bisa membaca novel, dan lagi bisa sambil santai di rayon, sambil makan cemilan dan minum teh. sesederhana itu saja, sudah mampu membahagiakan santri. 

Namun sebelum menikmati waktu pribadi, harus selesai dulu urusan 'jama’i'. Begitu aturan mainnya. Seperti: menyapu dan mengepel teras rayon, halaman rayon, tangga rayon, rayon dari ujung ke ujung dan membuang sampahnya ke tong sampah. Mengisi 'birmil' dengan air di rayon, biasanya jumlahnya ada 6 birmil, (5 birmil dari setiap kamar, dan 1 birmil dari rayon), setelah itu mengelap kaca kamar-kamar di rayon, mengelap cermin dan lalu barulah bisa bersantai ria.

Apa tidak sayang dengan pelajaran yang tertinggal?

Dalam hal ini biasanya santri terbagi menjadi 2 kelompok. kelompok pertama yang merasa sayang tertinggal masuk kelas, santri kedua yang dengan suka duka menjalaninya.

Memang ada sekitar 8 les yang ditinggalkan jika haris maskan seharian. namun itu tidak jadi masalah bagi santri, biasanya jika satu kali pertemuan tidak hadir, masih bisa mengejar catatannya bersama teman-teman malamnya atau besok paginya. Yang pasti 'haris maskan' harus aktif bertanya tentang ada tidaknya tugas yang diberikan oleh ustadz/ustadzah di kelas tadi.

Kalau di jadwal 'haris maskan' ternyata yang terjadwal sakit, bagaimana?

Santri selalu banyak opsi dalam menyelesaikan permasalahannya. Untuk persoalan ini biasanya mayoritas 'mudabbir' seringnya memakai  2 opsi ini. Pertama roker dengan teman lainnya lalu melapor ke 'mudabbir'. Kedua dengan cara melapor ke mudabbir langsung dan menyampaikan perihal diri yang kurang sehat, nanti mudabbir yang akan memilih siapa yang akan menggantikan atau menyodorkan kesempatan kepada santri yang lainnya, bagi siapa yang mau haris maskan di waktu itu. Biasanya tak menunggu waktu lama, sudah banyak yang bersedia menggantikan, apalagi kalau hari kamis. Buanyak sekali yang antri.

Kalau tidak mau piket bagaimana?

Tidak ada istilah tidak mau piket, sebab semuanya sudah mendapatkan jadwal. Kecuali ada catatan khusus dari wali kelasnya, yang memang mewanti-wanti anak tersebut agar tidak libur karena piket. Sebab si anak memiliki persoalan kefokusan belajar yang menurun, Maka dia mendapatkan kesempatan untuk tidak dapat kesempatan haris lail. Namun kalau tidak ada 'uzrun syar'i maka tidak ada istilah tidak mau piket. Karena bagi pesantren hal ini juga bagian dari pada pendidikan.

Apa nilai yang ditanamkan dari aktivitas haris maskan ini?

Banyak nilai yang tersirat dari jadwal ini:

Pertama: Semua anggota rayon jadi paham setiap awal bulan ada jadwal tugas piket yang harus dibaca dan diingat jadwalnya masing-masing, itu melatih kepekaan terhadap keliling/sekitar.

Kedua: Bagi yang mendapatkan jadwal piket, maka pada hari itu ia mendapatkan amanah besar untuk menjaga keamanan rayon. Biasanya setiap haris maskan 2 orang dari kelas yang berbeda. Jika yang satu ada urusan, maka yang satu lagi tetap menjaga di depan rayon. Sebab apapun bentuk kehilangan di rayon, orang yang pertama kali ditanyai adalah haris maskan.

Ketiga: Bagi yang tidak pernah memegang sapu di rumah, di sini akan terbiasa dengan sapu dan bahkan tahu cara mengepel lantai bahkan sampai membersihkan kaca, mengambil air ke dapur dan pekerjaan bersih-bersih rayon yang lain sebagainya.

Keempat: Haris maskan juga bertanggungjawab membawa makan bagi mereka yang sakit dan tinggal di asrama.

Kelima, keenam dan selanjutnya nampaknya bisa diisi oleh teman-teman di kolom komentar ya.

Nah begitulah obrolan ringan kita tentang haris maskan teman-teman. Suatu aktivitas bersih-bersih satu rayon yang sebenarnya melelahkan, tapi tertutupi dengan hati yang ikhlas dan bahagia menerima jadwal yang telah ditetapkan. 

Jika ada ungkapan yang berbunyi "ubahlah lelah menjadi lillah, nampaknya haris maskan udah mempraktekkannya sebelum kata-kata ini viral, bahkan dengan tambahan kata, "lelah menjadi lillah berakhir alhamdulillah..." :)

Terima kasih teman-teman sudah membaca sejauh ini,

Semoga sehat selalu, murah rezekinya, dan sukses dunia akhirat

Akhir kata. Wassalamu’alaikum wr wb.


Istilah Dunia Santri:

* Haris Maskan: Piket Rayon

* Rayon: Asrama 

* Tasrih: Surat izin

* Jama'i: Maslahah Bersama

Birmil: Jerigen

Ustadz/Ustadzah: Guru

* 'Uzrun syar'i: Alasan yang masuk akal.

Monday, May 13, 2024

Mudif di Hari Jum’at; Satu Dari Kebahagiaan Santri yang Tak Terhingga.



 Mudif di Hari Jum’at; Satu Dari Kebahagiaan Santri yang Tak Terhingga.

 

Mudif dalam istilah akrab pesantren adalah aktifitas kunjungan tamu kepada santri yang tinggal di pondok. Bisa itu tamunya adalah orang tua, kakak, adik, abang, yang secara khusus adalah keluarga kandung. Dalam aktivitasnya para tamu diberikan tempat untuk berteduh selama waktu kunjungan itu dinamakan kuhun (baca: cakruk). Disanalah aktifitas makan bersama, tanya kabar, saling bertegur sapa bisa dilakukan dengan anak secara utuh, mendengarkan cerita mereka, sampai menasehati si anak, hingga menceritakan hal ahwal tentang harapan orang tua untuk masa depan anaknya. Lewat cara mudif inilah, harapannya memberikan efek tangga berlapis, semakin lama semakin bertambah pemahaman anak dan orang tua akan pesantren, sebagai bekal kemajuan pesantren di masa mendatang.

 

Santri Adalah Duta Bagi Orang Tuanya.

Bagi beberapa orang mudif/kunjungan orang tua ke pesantren mungkin hal yang biasa. Tapi bagi pesantren sendiri, ini adalah suatu kehormatan, mengapa?

 

Sebab dengan mudif ini, proses interaksi anak dan orang tua terbangun. Dengan itu orang tua bisa dengan mudah memotivasi anaknya, atau mendengar anaknya bercerita tentang keadaannya. Varian cerita anak-anak biasanya, jika baik yang dirasakannya baik jugalah ceritanya, jika buruk yang dirasakannya buruk jugalah yang diceritakannya. Di sinilah kebijaksanaan orang tua untuk memfilter aduan anak dan menimpalinya dengan hal yang selalu positif, meskipun itu menjadi PR orang tua untuk menyelesaikannya dengan cara dan jalan sebijaksana mungkin kepada wali kelasnya atau wali asramanya.

 

Orang Tua dan Santri Adalah Duta Bagi Pesantren.

Banyak hal yang tidak mampu dijangkau oleh pesantren di masyarakat. Maka dengan pesantren memiliki santri yang mondok, dalam kata lain pesantren memiliki 2 bahkan 3 kali lipat duta yang tersebar di tanah air. Sebagai pelurus jika ada permasalahan yang belum duduk pekaranya atau jika ada isu yang belum jelas asal usulnya.

 

Besar harapannya, dengan adanya orang tua, banyak kesimpangsiuran tentang pesantren, dengan sendirinya akan diluruskan dan di jelaskan bagaimana idealnya dan semestinya.

 

Apa Sajakah Manfaat Mudif Ini Diperbolehkan?

 

Sebenarnya ada banyak manfaat dari mudif ini, sedikitnya 4 hal izin saya spilkan di sini: 

 

Pertama: Silaturrahim Orang Tua Kepada Anak.

Bukan hanya sekedar silarurrahim, mudif juga bermanfaat sebagai ladang perbaikan gizi anak dan pemberian suplemen bagi anak. Bukan karena di pondok makanan kurang enak atau tidak memenuhi gizi, tapi karena padatnya aktivitas pondok, sehingga yang awalnya kenyang, tiba-tiba lapar lagi. 

 

Hal aneh yang itu nyata terjadi, awal sebelum berjalan ke dapur lapernya luar biasa, lalu setelah makan bersama di dapur, ditutup dengan berdo’a setelah makan, lalu berjalan ke rayon, eh.. sudah terasa laper lagi.

 

Kedua: Menunjukkan Kejaibain Feeling Orang Tua dan Anak.

Biasanya sebelum orang tua datang ke pesantren, anak selalu menelpon terlebih dahulu untuk membicarakan tentang apa kebutuhan yang kiranya bisa dibawakan pada saat mudif di hari Jum’at. 

 

Sering kali, karena padatnya wartel (baca warung telepon), maka tidak sempat untuk menelepon, eh tiba waktu kunjungan, hampir selalu terjawab, semua yang ingin disampaikan anak melalui telpon telah dibawa orang tua tanpa ada yang terlewat.

 

Ketiga: Orang Tua Melihat Pondok Lebih Dekat.

Kapan kuliah umum kepada orang tua sebenarnya? 

Jawabnya adalah saat orang tua berkunjung ke pesantren.

 

Mengapa Demikian?

Karena sambil mudif, orang tua juga dapat menyaksikan derap langkah aktivitas santri yang tak ada henti-hentinya. Dengan cermat mengamati sendiri bagaimana kegiatan aktivitas anaknya yang penuh terjadwal, jeda sore juga masih diisinya dengan olah raga, hanya sesekali digunakan untuk bersantai, dari apa yang tampak orang tua menilai, dari apa yang dilihat, didengar, dan dirasakannya adalah pengetahuan baru bagi orang tua. Lambat laun juga akan terbiasa menyaksikan pergerakan santri yang begitu cepat dan ligat dalam aktivitas pergantian kegiatannya.

 

Keempat: Orang tua Shalat dan Berdo’a di Pesantren Ketika Dhuhur dan Ashar.

Setiap Jum’at, biasanya orang tua akan datang sebelum shalat jum’at, tepatnya di saat detik-detik azan shalat jum’at, orang tua sudah mulai berdatangan.

 

Di saat itulah Sebagian orang tua mengikuti shalat jum’at di masjid pondok, dan dilanjutkan dengan shalat ashar saat waktu azan berkumandang. Di sinilah keajaiban terbentuk, puluhan do’a tersampaikan ke arsy Allah. Ribuan santri bersama orang tuanya, suka rela mendo’akan anaknya sehat selalu semasa belajar di pesantren, dan juga dengan tulus ikhlas turut mendo’akan pondok tanpa diminta.

 

Dengan do’a tulus ikhlas inilah sejatinya pondok ini terus berjalan dan Berjaya.

 

Tidak ada yang mampu memberikan kebaikan hanya Allah swt. Dan tidak ada yang paling diterima oleh Allah lantunan do’anya kecuali orang-orang yang ikhlas. Dalam kasus ini tidak perlu ditanya keikhlasan orang tua mendo’akan kemajuan anaknya di pesantren.

Tidak akan diragukan lagi do’a orang tua demi kemajuan podok ini. Jazakumullah khoir.

 

 

Rasanya cukup sekian seputar mudif santri di hari Jum’at. Ada banyak nilai dari aktivitas sesaat ini, titip anak ke pesantren dan mempercayakan pola asuh dan didikan pesantren salama 24 jam per hari. 

 

Tega meninggalkan anak pas lagi sayang-sayangnya, pas lagi imut-imutnya demi masa depannya yang lebih prioritas. 

 

Ikhlas dengan setiap apa yang akan terjadi, dan terakhir tawakkal, tidak ada garansi pondok akan menjadikan setiap anak berhasil, tidak ada jaminan orang tua juga mampu menjaga anaknya dengan baik hingga menghantarkan mereka di pintu gerbang kejayaan, tidak akan ada kepastikan, kita semua hanyalah berikhtiar. Tapi satu hal yang itu benar-benar pasti, jika sudah ada campur tangan Allah di sana, “jika Allah menghendaki terhadap sesuatu, cukuplah bagi Allah mengatakan, ‘JADI’ maka akan terjadilah hal tersebut.” Wallahu‘alam.

 

Terima kasih teman-teman sudah berkenan membaca sejauh ini.


 

Istilah Dunia Santri:

 

*Mudif: Kunjungan keluarga/orang tua ke pesantren, untuk melihat keadaan anaknya, mendengarkan keluh kesahnya, mendengarkan laporan dan cerita anaknya, untuk selanjutnya memberikan pandangan pada anak tentang tata cara menyikapinya dan menanggapinya.

 

 

 

 

Thursday, May 9, 2024

Sahirol Lail Itu Seru Loo_Pengalaman Nyantri Berkesan.

 Sahirol Lail Itu Seru Loo_Pengalaman Nyantri Berkesan.


Sahirol Lail adalah istilah dalam kehidupan santri, yang jika diartikan secara bebas memiliki makna begadang malam untuk belajar dan mengejar target hafalan. Dalam banyak kasus santri di pondok selain belajar banyak juga yang memiliki hobi olah raga, seni, dan hobi-hobi yang lainnya, sehingga dengan itulah mereka menjadi betah di pesantren. Dalam upaya agar hobi dipertahankan mereka harus tetap belajar agar tetap naik kelas. Untuk itu tradisi Sahirol Lail, selalu akrab di telinga terkhusus mendekati masa-masa ulangan dan ujian. 

 

  • Apa saja yang dilakukan setiap Sahirol Lail?


Tradisi Santri sahirol lail ini, biasanya melahirkan banyak aktivitas dan kreativitas santri dalam trik dan tips belajarnya masing-masing. 

 

Ada yang sahirol lail dengan cara menghafal sepanjang malam hingga esok subuh satu pelajaran tuntas dihafalkan keseluruhannya. 

 

Ada juga yang beraktifitas Dengan menulis catatan-catatan tertinggal agar tidak ada materi yang tertinggal untuk kelak dihafalkan. 

 

Ada juga yang tujuan sahirol lail untuk ikut belajar bersama orang pintar. Jika teman yang dianggap pintar malam ini sahirol lail dan bermaksud menghabiskan satu materi sebut saja pelajaran mahfuzot, maka malam itu banyak juga yang ingin belajar mahfuzot. Bertujuan agar bisa belajar bersama, sehingga ada tempat bertanya ketika tidak paham. 

 

 

  • Terus apa manfaatnya?

 

Banyak manfaatnya dalam sisi metode pembelajaran. Sebab di waktu malam santri tidak dikenakan banyak disiplin kecuali waktu untuk tidur, dan semuanya diwajibakan untuk segera tidur. Hanya saja ketika mendekati ulangan dan ujian disiplin waktu tidur dilonggarkan, bagi mereka yang ingin belajar di waktu lebih. 

 

Jadi jika ditanya manfaatnya, banyak sekali, bisa menambah materi di malam hari, bisa bertanya sana-sini, dan yang paling penting waktu malam itu waktu yang hening dan nyaman bagi santri untuk belajar karena malamlah kegiatan santri berpusat pada istirahat, jika tidak malam, maka sejauh mata memandang isinya santri semua, sedapat telinga berjaga sepanjang hari suara santri ada di mana-mana, ingin waktu hening dan damai lagi tenang, malamlah waktu yang paling tepat.

 

  • Jadi sebenarnya Sahirol lail ini penyakit apa solusi?

 

Sahirol Lail adalah istilah yang biasa kami (santri) gunakan untuk menandakan solusi dari permasalahan yang akan kami tuntaskan sebelum besok pagi, begadangpun tidak jadi masalah yang penting masalah dan persoalan tuntas.

 

Sahirol Lail juga juga berperan penting saat detik-detik menjelang ujian. Pasalnya santri terbiasa dengan pola belajar jor-joran mendekati ujian. Yang dulunya tak paham, saat sahirol lail bisa tiba-tiba saja paham, dulu susuh menghafal saat sahirol lail bisa tiba-tiba mudah saja untuk diingat. 

 

Jadi sahirol lail adalah solusi bukan penyakit, agar bisa tergambar, begini ilustrasi waktu sahirol lail santri versi dari yang terfavorit sampai yang jarang dilakukan tapi tetap ada saja. Diantaranya: 


Pertama: Sahirol Lail dari Jaros Isya’ Sampai Jam 12 Malam. 

Biasanya ini adalah cara santri senior belajar, memanfaatkan waktu tenang seusai tuntas seluruh tanggungjawab asrama yang erat dengan disiplin keorganisasian. Sehingga kurang lebih 4 jam bisa dimanfaatkan untuk belajar maksimal, mesikipun pada praktek di lapangan juga terganggu dengan hal remeh temeh lainnya.

 

Sahirol Lail Tahap Kedua: Dari Jam 12 Malam Hingga Jam 03.00 Pagi.

Ini biasaya dilakukan bagi santri menengah, dalam bahasa akrab tradisi anak lama biasanya bangun di jam segini, dengan minta tolong abangan senior untuk membangunkannya, dengan demikian sip belajar di asramapun berganti dari santri senior (kelas 5 & 6) dengan santri kelas (3 dan 4).

 

Sahirol Lail Tahap Ketiga: Dari Jam 03.00 Pagi Hingga Azan Subuh Menjelang. 

Ini adalah waktu favorit bagi anak baru kelas 1 (satu) dan anak lama yang baru bergabung di asrama santri lama yaitu kelas 2 (dua). Biasanya mereka terbangun sendiri, ada juga yang minta dibangunkan, tapi seringnya di jam 3 pagi alarm jam, banyak yang sudah berdering hampir di seluruh kamar di setiap asrama.

 

Sahirol Lail Keempat: Dari habis isya’ sampai azan subuh. 

Nah, kalau yang ini tidak disarani, tapi tetap ada saja yang pola belajarnya demikian. Setelah saving tidur siang yang panjang, usai makan siang sampai menjelang azan Asar, malampun menjadi fresh. Maka biasanya semalaman hingga subuh digunakan untuk menghafal habis-habisan. Meski jarang terlihat, tapi gaya belajar ini favorit jika esoknya libur, seperti hari kamis malam jum’at.


Sampai di sini, Sahirol Lail tidak hanya sebuah istilah, tapi adalah solusi, sebab dengannya banyak hal yang didapat, value, vibesnya bahkan pembahasan soal-soal tahun lalu juga ada.

 

Bercerita Sahirol Lail. Nampaknya sudah cukup kita mengobrol tentang tema ini, jika ada teman-teman pembaca yang punya pengalaman yang berbeda, bisa tinggalkan komen di kolom komentar ya. 

 

Terima kasih sudah membaca hingga seajauh ini. Semoga sehat selalu, panjang umur dan yang paling penting ingatlah falsafah yang berkata: “Seberapapun jauhnya perjalanan tetap dimulai dari langkah pertama”  maka “Seberapapun Anda memimpikan lembaga pendidikan ideal untuk belajar tetap pondoklah pilihan yang utama.”

 

Akhir kata terima kasih,

Wassalamu’alaikum wr wb.




*Istilah Dunia Santri

 

Jaros    : Bel

Isya’     : Shalat Isya

Anak Baru       : Santri baru, dikhususkan bagi kelas 1 dan kelas 1 intensif.

Anak Lama      : Santri lama; terhitung mulai kelas 2 sampai dengan kelas 6


Saturday, April 27, 2024

RESEPSI KHATAMAN SANTRI AKHIR KMI AR-RAUDLATUL HASANAH MEDAN ANGKATAN KE 33



 RESEPSI KHATAMAN SANTRI AKHIR KMI

AR-RAUDLATUL HASANAH MEDAN

ANGKATAN KE 33

 

 


Medan, 27/04/2024. Pada hari ini Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan menetaskan benih-benih pemimpin Islam di masa depan. Dibekali pendidikan keislaman dan pengajaran ala pondok pesantren modern, hari ini mereka dinyatakan cukup sudah pendidikannya di pondok. Kini saatnya melebarkan kepakan sayap di alam terbuka, dengan dinamika yang lebih kompleks, dan peluang yang juga lebih luas. Sebuah lahan perjuangan baru yang lebih terbuka lebar untuk berdarma bakti kepada masyarakat, bekarya untuk negeri dan berjuang menegakkan kalimat tauhid, “laa ilaa ha illallah.” (tidak ada Tuhan selain Allah) untuk agama Islam yang ‘rahmatan lil’alamiin’

*

 


“Kami berdiri di sini, mewakili seluruh santri dari kelas 1-5 menyampaikan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada abanda kami, karena telah membimbing kami sampai saat ini. Kami bangga melihat kamu seluruhnya abang-abang kami, do’akan juga, semoga kami bisa menjadi alumni sepertimu saat ini, merasakan hikmatnya resepsi khataman seperti pagi ini.”

 (Sambutan Perwakilan Santri oleh Ananda Galih Agung Wiratama (Kelas 5 A1)


 

*

 

Kami yang mewakili santri kelas akhir calon wisudawan Angkatan ke 33, mengenang betapa lekatnya pondok ini mengajarkan kehidupan, lewat kata-kata: Titip, tega, ikhlas, tawakkal, ikhtiar dan percaya. Kalimat ini seperti ‘kincir wheel spinner’ yang terus berputar tanpa henti, mengantarkan kami hingga sampai titik akhir alumni pada siang hari ini. 

Juga terima kasih tak terhingga kepada orang tua kami, tak terhitung air keringat yang tertumpah, air mata yang menetes. Dengan darah kami yang mengalir ini, kami berterima kasih kepadamu ayah dan ibu kami.

 

Dan juga kepada teman-teman calon alumni Angkatan ke 33, mari kita memperjuangkan tanggungjawab kita kepada orang tua. Ingatlah Ini bukan langkah akhir, ini adalah awal. Pesantren memberikan kunci, apakah kunci itu akan kita gunakan dengan baik, itu tergantung kepada kita! Pesantren menunjukkan jalan kepada kita, apakah kita meneruskan jalan ini, itu tergantung kepada kita! Maka bijak-bijaklah memilih. Ini bukan tentang seberapa banyak ilmu yang kita dapatkan, tapi ini tentang seberapa banyak ilmu yang telah berhasil kita amalkan.

 

Yang tak terhingga, maaf kami kepada guru-guru yang membuka pandangan kami tentang kehidupan, maaf atas sikap kami yang abai dan acuh dalam proses belajar mengajar, selama kami menjadi santri.

 (Sambutan Perwalikan Santri Kelas 6: Ananda Aidil Miranto)

 

*

 


Tepat pada tahun 2018 lalu adalah waktu yang penuh dinamika bagi saya pribadi, di saat anak lulus dan diterima oleh pesantren menjadi santri, di saat yang sama, saya harus melanjutkan pendidikan ke Australia, ada rasa ingin mencabutkan anak dari pesantren, agar bisa saya bawa ke Australia bersama-sama. Namun yang saya pahami bahwa “Life is choice” (hidup adalah pilihan). Berbekal keyakinan, do’a dan istikharah, saya memilih dan memutuskan untuk tetap menitipkan anak di pesantren. 

 

Saya kira keyakinan saya senada dengan keyakinan bapak/ibu yang berhadir pada saat ini juga. Kami meyakini bahwa pondok pesantren bukan sekedar tempat belajar, tapi adalah tempat ilmu agama dan karakter ditanamkan secara mendalam. 

 

Keyakinan ini bukan tanpa dasar, sebab hal ini kami lihat langsung dari para alumninya, wali santri yang bertutur langsung dan memberikan uswah secara nyata lewat anak-anaknya. Selain dari pada itu dalam banyak literasi para peneliti juga menyebutkan bahwa pendidikan pesantren merupakan pendidikan yang  holistik, komprehensif, yang mencakup aspek agama, budaya dan kemasyarakatan.

 

Kami sebagai orang tua juga memberikan penghargaan tertinggi kepada seluruh civitas pondok pesantren yang telah memberikan perhatian lebih dan bimbingan terbaik kepada anak-anak kami. Terima kasih telah mengajarkan kepada anak-anak kami nilai-nilai kehidupan, dan rasa bakti kepada orang tua. 

 

Merekalah harapan kami yang akan siap menuntun kami saat sakaratul maut, memandikan kami, berdiri tegak menshalatkan kami dan menguburkan kami, yang selanjutnya menghadiahkan kami dengan bait-bait do’a anak sholeh yang lantunannya kami harapkan setiap waktu.

 

Anak-anakku, perjalanan penuh makna kalian telah sampai pada ujungnya, kalian telah menunjukkan rasa percaya diri yang mendalam. Selamat, tahniah, congratulation. Rute panjang pendidikan masih panjang yang akan kalian hadapi. “Seeks knowledges as far as china.” Adab dan akhlak itu lebih tinggi dari pada ilmu. Pertahankanlah itu.

(Sambutan Perwakilan Wali Santri: Bapak Ariatna, S.S. M.A, Ph.D)

 

 

*

Berjumlahkan 240 putra, 291 putri, kami do’akan semoga anak-anak kami ini dapat menjadi generasi yang terbaik di masa akan datang, kami juga mengucapkan selamat kepada anak-anak kami yang telah diterima lewat jalur SNBP sebanyak 79 orang, di beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, besar harapan kami, perjuangan demi agama, bangsa, negeri dan pondok dapat kamu junjung tinggi setinggi kamu mampu menjaganya. Dan ingat junjung tinggilah adab, akhlak, nilai-nilai yang sudah ditanamkan pesantren selama kamu tinggal di pondok. Tunjukkan kejujuranmu, katakan yang halal itu halal, dan yang haram betul-betul haram. Katakan yang benar, betul-betul benar dan yang salah bener-benar salah. Ananda dididik di sini untuk menjadi jendral, menjadi pemimpin menjadi seorang penentu kebijakan di masa mendatang maka perjuangkanlah kebenaran. 

(Pesan Pimpinan Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah: Bapak Ir. H. Ahmad Prana Rulianto Tarigan).

 

*

Bawa identitasmu sebagai santri, sehingga ketika terdetik pikiran yang tidak baik, yang teringat adalah pondok pesantren Ar-Raudlatul Hasanah, sehingga hal ini dapat menjagamu. 

 


Selanjutnya pintar-pintarlah menjaga diri dan pandai-pandailah mencari teman. Semoga kamu termasuk anak-anak yang beruntung.

 

Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah adalah pendidikan untuk kehidupan. Sebesar keinsyafanmu sebesar itu juga keberuntunganmu.

 

Pada akhirnya yang kami harapkan adalah seberapa besar jasa-jasamu untuk masyarakatmu, ‘wabil khusus’untuk umat Islam. 

(Direktur Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan: Ust. KH. Solihin Adin, MM)


**

 

Selamat Menjadi Alumni… Barakallah… Alfu Mabruk

Wednesday, February 21, 2024

Mentalitas Guru Sejati. (Catatan Inspirasi Film: “Vaathi”)_Ringkasan Movie

 Mentalitas Guru Sejati. (Catatan Inspirasi Film: “Vaathi”)_Value Nyantri Ringkasan Movie

 

Tak ada salahnya sesekali seorang guru rihlah dengan film-film yang dapat menginspirasinya. Salah satunya film “Vaathi” drama pendidikan India, menggambarkan sosok guru yang memiliki mentalitas guru. Bukan guru mentalitas kerupuk, bukan guru mentalitas profit, atau guru mentalitas pembohong, tidak.

 

Durasi filmnya lumayan panjang, sekitar 2 jam 14 menit 13 detik. Merupakan waktu yang panjang jika dilihat sekilas, tapi begitu cepat ketika dilihat alur demi alur ceritanya, 2 jam menjadi seperti 20 menit saja.

 

Untuk filmnya, kami sarankan untuk menontonnya langsung, dan untuk kilasannya atau petikan poin-poin pembelajaran darinya, sudah kami rekap di catatan di bawah ini, semoga tidak jauh panggang dari api.

 

Highlight Poin-Poin Pesan moral dalam film “Vaathi” ini. Dengan gubahan kata yang disesuaikan dengan panggilan lokal.

 

  • Guru bukan profesi guru adalah tanggungjawab.
  • Ada waktu tertentu, seorang guru akan merasa tidak pantas menjadi guru, merasa tidak cocok menjadi guru, ingin berpindah profesi mencari pekerjaan lainnya, disebabkan terpaan, cobaan, halang-rintang dan kesulitan demi kesulitan yang dihadapi. Namun percayalah, ketika guru lebih kuat dari masalahnya, dia akan menjadi tak terkalahkan. Mungkin dikalahkan dalam pandangan kasat mata politik, namun hakikatnya dimenangkan dan benar-benar juara.
  • Dunia pendidikan itu bukan hal-ahwal, barang, tempat, atau barang dagang yang diperjual belikan, dia adalah “inner beauty” (keelokan batin/hati seseorang).
  • Menjadi guru bukanlah pilihan yang keliru, para guru hanya butuh sedikit dikuatkan dan didukung dengan upaya giatmu belajar.
  • Akan ada pihak-pihak yang memperjualbelikan dunia pendidikan, akan ada yang membisniskan dunia pendidikan, jika itu terjadi dihadapanmu, tetaplah bergerak dengan visi dan misi awalmu menjadi guru. Kuatkanlah pijakan kakimu. Pilihan dan putusanmu sudah benar.
  • Sadarlah wahai guru, kamu hadir untuk memberikan manfaat untuk orang banyak, bukan untuk dirimu sendiri. Nilai luhur, kebijaksanaan, dan keadilan, perlu diajarkan darimu. Contohkan itu, kamu akan dikenang seumur hidup santri-santrimu.
  • Guru tidak butuh nama, nama itu dibutuhkan bagi mereka yang berkepentingan. Guru hanya butuh keseriusan santrinya untuk belajar, keberhasilan santri itu cukup sebagai hadiah terbaik untuk seorang guru.
  • Jangan anggap guru hanya berhadapan dengan satu permasalahan untuk mempertahankan idealismenya, tidak… sekali-kali tidak, guru dihadapkan teramat banyak pilihan, membuatnya harus berfikir keras untuk mengambil keputusan.
  • Keputusan seorang guru, selalu dilandasi dengan kebutuhan santrinya. Jika ada guru yang tidak memikirkan kebutuhan santrinya, yang dipikirkan hanyalah keuntungan, maka itu bukan guru, itu adalah ‘profit maker’.
  • Guru kaya ilmu, duduk dan berdiskusilah dengannya, ilmumu pasti bertambah.
  • Memiliki kebijaksanakan, kebaikan, kejujuran dan ketulusan itulah idealnya sifat guru.
  • Keputusan untuk fokus menjadi guru, memaksa dia tidak multi talenta dalam pekerjaan selain mengajar, tapi ilmu yang diajarkan mengakar.
  • Orang yang mengejar pendidikan, pada awalnya tidak akan bernilai apa-apa, sebab dia belum jadi siapa-siapa, tapi begitu ia berhasil menunjukkan kemampuan ilmunya, bayarannya mahal, bahkan bisa menutupi hutang yang ada, bukan saja hutang sekolah, hutang keluarga dari lahir juga dibisa dibayar lunas seketika.
  • Gunakankanlah egonya untuk keberuntunganmu ke depan, biarkan yang berkepentingan mendapat nama, kamu mendapatkan ilmu dan biarkan gurumu mendapatkan ketulusan perjuangan dan keberhasilan dari usahamu.
  • Saat ini kamu adalah santri, belajarlah sungguh-sungguh, kelak, gunakan kepintaranmu untuk mengratiskan pendidikan terkhusus bagi orang-orang miskin.

 

 

Kami merasa catatan ini mewakili hanya segelintir, dan dari satu sudut pandang, kiranya teman-teman yang lainnya memiliki pandangan berbeda dapat saling share informasi bersama di kolom komentar ya.

 

Teman-teman yang baik.

Terima kasih sudah membaca sejauh ini 

Semoga berkah dalam segala urusannya. 

Terima kasih
Jazakumullah khoir

Wassalammu’alaikum wr wb.

Subscribe Us

Dalam Feed


*PENGALAMAN NYANTRI: Menikmati Setiap Detik Proses Kelak Menjadi Pengalaman Beresensi