Semua teman-teman yang membaca catatan ini. Maaf jika
isinya tidak sesuai dengan makna cinta yang sebenarnya, maaf juga ku
daratkan kepada siapa saja yang berpengalaman penuh dalam lika-liku kehidupan
sarat penuh percintaan jika ternyata catatanku bertentangan dengan Anda.
Dari sebuah pertanyaan sederhana teman ke
padaku. “Seberapa besar dampak positif bagi seorang pria/wanita yang di
motivasi oleh sosok yang ia sayangi? Dan juga, pada usia seperti ini (masa
kuliah) mana yang lebih baik antara berteman atau ada hubungan?
Ditanya seperti ini spontan aku bingung,
terpaku dalam kebisuan ingin menjawab atau hanya ku anggap angin lalu.‘walau
berhembus tapi tak terlihat bekasnya.’
Perlahan aku berusaha mencari jalan keluar dan kini aku
mendapatkannya.
Dalam guratan tinta yang kemudian ku tulis lewat tarian keybord
ini. Aku menangkap bahwa makna superior dari cinta adalah kumpulan dari 3
komponen yang sangat mendasar, yaitu: keikhlasan, kepercayaan dan
ketulusan.
Mungkin tak terhitung bagaimana mudahnya orang mendapatkan cinta, tapi adakah mereka setia untuk menjaga cinta? bukan suatu yang baru jika sedekit menangis karena cinta, 5 detik kemudian terbahak-bahak karena cinta yang kedua muncul sebagai pelipur lara. Tapi apakah begitu wujud dari kepercayaan yang sebenarnya?
Dalam semangat untuk berbagi aku rasa tiada salahnya
jika teman-teman meluangkan sedikit waktu untuk bisa membaca sebuah novel
menarik berkisah tentang ketulusan cinta insan sejoli; dalam keadaan berbeda
kasta, hal, kehidupan, pendidikan, pengalaman, tak sengaja terlilit guratan
cinta, yang akhirnya berbalas berjuta hadiah kehidupan dari sudut yang tida di
sangka-sangka. Berjudul “29 Juz Harga seorang wanita” karya
Bang. Ma’mun Affany(penulis
novel kehormatan di balik kerudung).
Timbul pertanyaan besar, mengapa aku lancang mengatakan
demikian????
Pertama; keikhlasan. Dalam banyak kisah
singkat aku pernah mendapatkan intisari dari kata ikhlas tersebut, berawal dari
rasa ikhlas tak terhitung berapa banyak kisah cinta tercipta, berawal dari
ikhlas juga tak terdata berapa tinta yang telah di bukukan, melalui keikhlasan
juga sudah tak terhitung berapa teman biasa berubah menjadi teman sepanjang
hidup.
Semua bermuara pada keikhlasan. Sampai pada
titik dimana keikhlasan terpahit yang harus dirasakan; meninggalkan sosok
dambaan hati hanya karena keikhlasan melihat dia senang tanpa melihat perasaan
sendiri yang terus merundung pilu, itulah makna keikhlasan dalam cinta yang ku
tahu.
Kedua, kepercayaan. Suatu kehormatan jikalau
keindahan tiada berujung mana kala kepercayaan ini bersemayam biru dalam rindu
dan keharuan, dalam ramai dan kesendirian, dalam dekat maupun jauh
bersebrang pandang untuk memandang.
Kepercayaan mungkin begitu muda untuk
diucapkan, terlalu ringan untuk diobrolkan dan bahkan terlalu renyah
untuk sekedar dihabiskan dalam perbincangan. Tapi kepercayaan yang
terjaga, kepercayaan yang begitu erat di dekap dalam dada, hati bahkan melewati
jiwa dan raga adalah upaya terbesar untuk mempertahankannya.
Mungkin tak terhitung bagaimana mudahnya orang mendapatkan cinta, tapi adakah mereka setia untuk menjaga cinta? bukan suatu yang baru jika sedekit menangis karena cinta, 5 detik kemudian terbahak-bahak karena cinta yang kedua muncul sebagai pelipur lara. Tapi apakah begitu wujud dari kepercayaan yang sebenarnya?
Selalu ada antipati ketika dalam sedih! Selalu
ada pelarian lain ketika sedang bertengkar! Bahkan…………. (mudah-mudahan jauh
dari harapan), jika menjadikan cinta seolah tambang emas untuk mengkais materi
kehidupan.
Yang ketiga; ketulusan.
Aku belum mengetaui pasti tentang ini, tapi aku mendapatkan
penjelasan yang begitu apik dan mendalam terkait bagaimana indahnya cinta
didasari dengan ketulusan tanpa harap materi, ketulusan tanpa harap berbalas
kasih, ketulusan tanpa harus bersambut gayung, tanpa harus berbalas
senyum, bahkan terlebih teguran manis imbas dari sapaan.
Makna cinta dalam ketulusan ini tidak ada daya
upaya untuk dapat menuliskannya panjang lebar lagi, karena terlalu indah
jika hanya tertulis dalam coretan tinta yang terbatas setiap sisi ujung
kertas. Terlalu ringkas jika ingin di ungkapkan dalam satu, dua, tiga
paragraph tulisan saja.
Tiada maksudku untuk menggantung arti makna
yang satu ini, sebab maknanya, melebihi dalamnya hidupku yang baru menginjak ke
20 dari asam garam kehidupan di dunia ini.
Kembali aku titipkan sebuah kata CINTA kepada
sang pemilik cinta, aku tak tahu apakah pandanganku menyimpang atau bahkan
keluar dari koridor makna cinta yang sesungguhnya, tapi berikutlah yang ku tahu
tentang Cinta, itu juga kalau diriku masih di perkenankan untuk berbicara
tentang CINTA.
Untuk selanjutnya jawaban dari pertanyaan di awal rasaku dapat di
simpulkan dari catatan singkat yang aku uraikan ini, dan semoga menjadi
jawaban/ sekedar hiburan bagi yang sedang mencari arti makna cinta yang sebenar-benarnya.
0 comments :
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi dan berkomentar bijak di situs ini.