“Ketika aku membaca Dualisme, rasanya sampai disini hilang kesabaranku untuk bersabar memiliki buku ini”
Awalnya aku membaca buku misykat
ini dengan meminjam dari perpustakaan Centre for Islamic and Occidental Studies
(CIOS), setiap ada kata-kata yang penting, aku selalu menuliskannya kembali ke
dalam buku catatan yang telah ku sediakan. Setiap kali ada kalimat yang
mengusik daya nalarku langsung ku tulis tanpa menunggu jeda untuk membaca
kalimat sesudahnya, keseriusanku serasa terjun bak air terjun yang melompat
bebas menyelusup pada titik poros air yang berpusara.
Terkadang
ingin rasanya jari ini mencoret atau sekedar menggarisinya dengan pensil. Tapi
selalu saja ku urungkan. Dengan sangat terpaksa kembali aku bersabar sambil
tetap menulis kata-kata yang kuanggap penting. Semakin lama aku bersabar,
rasanya andrenalin di otakkupun semakin kuat menyusun suatu ikatan yang terus
bercabang, menyuarakan dan terus berkampanye pada ruang bawah sadarku. Sampai kapankah kau harus tetap seperti ini? Membaca
sambil terganggu, (terpaksa
berhenti di tengah-tengah kenyamanan membaca), padahal
arus baca militan ini sangat jarang kaudapatkan? (Suara tanya itupun semakin kuat, kuat dan kuat
melengking di gendang telingaku.)
“Untuk kali
ini TIDAAAAAAAAAAAAk”, jarit logikaku bebas dari
kungkungan. Teriakan animo baca yang meledak-meletup akhirnya berhasil
menaklukkan sang kesabaran dari prinsipnya, terpaksa mengalah setelah melihat
kesungguhan yang menggebu-gebu dari sang semangat. Pendek kata,
sang-kesabaranpun memberi kesempatan kepada hasrat untuk membeli buku ini,
itupun setelah sekian lama mampu bertahan dalam kesabaran. :)
Sebuah buku
segar berjudul Misykat yang di tulis oleh: As-Sayyid Dr. Hamid Fahmy Zarkayi
M.A, M.Phil. berisi tentang pengantar terhadap beberapa pemikiran yang
sedang gencar-gencarnya merebak saat ini, sekaligus beberapa kritikannya. Dalam louncing
pertama di Hall Gedung Robithah Gontor 1, beliau sempat bertutur: "Do'akan semoga buku Misykat yang kedua
segera menyusul dimana nanti kita tidak akan berbicara tentang
kritik-mengkritiki, akan tetapi lebih kepada solusi."
sekilas menulis kembali beberapa
testimoni yang tertulis di 'cover' buku misykat
ini:
"Spektakuler! Kolom Misykat Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi di Jurnal Islamia
Republika selama 3 tahun (2009-2012) menjadi kolom yang paling banyak di baca
orang. Berciri khas: lugas, cerdas dan bernas. Buku kumpulan Misykat ini
membuktikan, Dr. Hamid saat ini merupakan salah satu dari sederet kolumnis
terbaik di Indonesia. Selamat membaca!"(testimoni dari Dr. Adian Husaini,
selaku Ketua Program Studi Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldung. Bogor)
Selain itu,
Dr. Syamsuddin Arif (Dosen International Islamic University Malaysia) juga
berkomentar : "Paduan
dari nalar yang tajam dengan ketulusan hati dan tutur yang jernih telah membuat
buku ini bernas dan 'gurih'. Bon
Lecture!"
10.20 WIB
0 comments :
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi dan berkomentar bijak di situs ini.