Buku seri
Demokrasi ini diterbitkan oleh program sekolah demokrasi yang diselenggarakan
atas kerjasama public Policy Analysis and Community Development Studies
(PLaCID’s) Averroes dan komunitas Indonesia untuk Demokrasi (KID). Bertujuan
untuk membantu masyarakat menemukan jati dirinya secara otonom dengan
memberikan bantuan pemahaman atas segala problema yang terjadi dalam bingkai
social-budaya. Selain itu untuk memberikan dasar-dasar pemahaman yang kritis
dan untuk membangun wacana yang mandiri di dalam masyarakat agar mereka bisa
mengelola segenap persoalannya sendiri tanpa ada intervensi atau campur tangan
secara paksa dari pihak-pihak lain.
Setelah dibuka
dengan kata pengantar dari Heri Setiono sebagai Koordinator Program Sekolah Demokrasi, ia menyatakan buku ini sebagai
bagian dari upaya untuk membangun wacana kritis rakyat dalam hal interaksi penting antara perjuangan gender dengan gerakan demokrasi. Kemudian di jelaskan
dalam hal yang sama dengan Dr. Umi Sumbulah, M.Ag. dengan cara menjelaskan
Konsep Dasar dan Perbedaan antara Seks dan Gender, Variasi Makna Gender,
Bentuk-Bentuk Ketidakadilan Gender, dan beberapa sub judul lainnya, yang akhir
kata pengantarnya beliau menyampaikan bahwa dengan berkembangnya masyarakat,
peran-peran yang dijalani oleh perempuan dan laki-laki tidak lagi hanya
ditentukan oleh kebudayaan, tetapi juga oleh ideologi yang dominan pada suatu
masa dan oleh faktor-faktor sosial, politik dan bahkan juga ekomoni.
Buku yang dijadikan satu tema ini,
bisa dikatakan juga Bunga Rampai, karena pada tiap bagiannya memiliki seorang
penulis sendiri yang menjelaskan secara lebih mendetail. Dibagian pertama dari
buku ini tersaji tulisannya Happy Budi Febriansih berjudul “Isu Gender Dan
Demokrasi”. Bagian kedua, tentang “Pengarusutamaan Gender Dalam Perspektif
Pembangunan Nasional” oleh Childa Maulina. Bagian ke 3, M. Miftah Wahyudi menjelaskan tentang “Gender dan
Pendalaman Demokrasi Multikultural”. Bagian 4, Siti Nurhidayati menjelasakan
tentang “KDRT dan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Perempuan dan Kekerasan Di
Indonesia”. Bagian 5, Zulvina Nurida Anom memberikan prosentase berkaitan
tentang “Anggaran Responsif Gender Di Kabupaten Malang”
Ketika membaca kata pengantar tampak
bahwa tulisannya teramat sangat menyodorkan sisi perbedaan-perbedaan antara
lelaki perempuan. Baik itu dalam hal sosial, budaya, bahkan antara fitrah
penciptaan laki-laki dan perempuan itu sendiri. Terkesan memberikan fakta bahwa
wanita teramat sangat tertindas dari segala aspek, padahal tidak demikian jika
kita tinjau dari sisi agama, betapa mulianya wanita dalam pandangan agama Islam
dan juga betapa tingginya derajat pria di gambarkan di sana sebagai sosok yang
bertanggungjawab memperhatankan hidup keluarganya.
Dari kajian buku ini, tampak
beberapa hal hilang, kurang banyak menjelaskan tentang kesamaan dan keserasian
yang harus di paparkan dari itu semua, terutama dari sisi syariat agama, maka
untuk pembaca pemula di sarankan untuk membaca pengantar buku tentang
pengertian gender, sejarahnya dan juga kajian feminisme sebelum membaca buku
ini, bertujuan agar dapat seimbang untuk menilai satu permasalahan berdasarkan
pondasi yang jelas. Tidak baru mendapatkan pengertian gender disini.
Judul buku : GENDER dan DEMOKRASI
Penyunting : Saiful Arif
Pengarang : Happy Budi Febriasih
Penerbit : Malang, Averroes Press
Cetakan : Pertama, Januari 2008
Tebal : 113 Hlm, 14x21 cm
*Sumber Foto: http://www.simpuldemokrasi.com/wp-content/uploads/simpuldemokrasi/cover-buku-sekolah-demokrasi/8.jpg
*Sumber Foto: http://www.simpuldemokrasi.com/wp-content/uploads/simpuldemokrasi/cover-buku-sekolah-demokrasi/8.jpg
0 comments :
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi dan berkomentar bijak di situs ini.