Pada akhir dekade 1990-an, yakni
setelah tumbangnya rezim otoriter Orde Baru dan lahirnya era reformasi, kita
dikejutkan dengan munculnya banyak kelompok Islam-radikal-Fundamentalis di
negeri ini. Keterkejutan ini bukannya tanpa alasan. Sebab, secara
soio-antropologis, gerakan Islam-radikal-fundamentalis tidak memiliki basis
sosial yang kuat di negeri ini; dalam arti bahwa masyarakat Indonesia tidak
mengenal tradisi radikal dalam beragama. Oleh karena itu, munculnya Front
Pembela Islam (FPI), yang sering disebut sebagai bagian-atau bahkan merupaan
sala satu-dari gerakan Islam-radikal-Fundamentalis yang muncul pada era
reformasi, menarik perhatian dan sekaligus mengagetkan banyak pihak.
Sejak Front Pembela Islam ini
didirikan oleh sejumlah haba’ib dan ulama pada 17 Agustus 1998, namanya begitu
populer di hampir seluruh masyarakat perkotaan di tanah air, khususnya di
Jakata. Hal ini tidak terlepas dari aksi-aksinya yang sempat menghebohkan
banyak pihak, terutama dalam melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar (perintah
untuk mengajak pada kebaikan dan mencegah sera memberantas segala bentuk
kejahatan dan kemaksiatan), seperti melakukan aksi Sweeping, Penggerebekan, dan
bakan terkadang juga melakukan tidnakan anarkis. Dengan mengatakan demi
“menegakkan kebaikan dan memberantas kejahatan/kemaksiatan”, para aktivis FPI
ini seolah berhak dan boleh melakukan apa saja untuk tujuan tersebut, meskipun
aksi-aksi yang merkea lakukan itu terkadang (atau bahkan sering) merugikan dan
mebbahayakan harta dan juga nyama orang lain.
Buku yang ada ditangan pembaca ini
merupakan kajian mendalam atas fenomena gerakan-Islam –radikal FPI. Lewat buku
ini, al-Zastrouw mengajak kita untuk mencermati secara kritis segala sesuatu
yang terkait dengan FPI. Selain itu, penulis buku ini juga mengingatkan kita
agar tidak mudah terjebak dengan simbol-simbol keagamaan yang sering
ditampilkan oleh pada aktivis FPI di dalam setiap aksi atau gerakan yang merka
lakukan, yang seolah mencerminkan perjuangan memabla agama.
Di sisi lain, al-Zastrouw melihat
bahwa gerakan Islam radikal FPI sebenarnya merupakan cermin dair adanya proses
sosial. Dalam gerakan ini, Islam hanya berfungsi sebagai alat legitimasi
gerakan politik. Sebab, apa hakikatnya gerkan ini hanya merupakan perpanjangan
tangan dari suatu kekuatan politik yang sebenarnya tidak memiliki spirit
keagamaan. Di sini, penggunaan simbol, bahasa, dan tokoh Islam hanya sbagai
bungkus untuk menutupi kepentingan politik yang sedan dimainkan. Oleh karena
wataknya yang demikian maka penulis buku ini smpai pada kesimpulan bahwa gerkana
Islam radikal FPI beukanlah gerakan Islam-radikal-Fundamentalis yang berjuang
untuk kepentingan Islam, demi mendirikan negra Islam dan menerapkan syari’at
Islam dinegeri ini. Akan tetapi, ia hanyalah gerkan Islam Radikal Politik yang
menjadikan agam sebagai kedok ntuk mentunutupi kepaentingan politik dan ekonomi
para aktivisnya.
Kesimpulan
(temuan) diatas tentu cukup mengejutkan sehingga menarik untuk terus
diperbincangkan dan di diskusikan.
Sumber Foto: https://etnikaos.files.wordpress.com/2009/12/gerakan-islam-simbolik.jpg?w=340
Judul buku : Gerakan Islam Simbolik
Pengarang : Al-Zastrouw Ng.
Penerbit : LKIS
Cetakan : Pertama, November 2006
Tebal : 192 Hlm, 12x18 cm
Tebal : 192 Hlm, 12x18 cm
Sumber Foto: https://etnikaos.files.wordpress.com/2009/12/gerakan-islam-simbolik.jpg?w=340
Extremely useful information which you have shared here. This is a great way to enhance knowledge for us, and also helpful for us. Thankful to you for sharing an article like learn islam online.
ReplyDelete