Menangis hati membaca tulisanmu, bergelora
jiwa menikmati setiap kata dari untaian manis kitab-kitabmu, laksana air hujan
turun di tengah teriknya siang, lantunan irama tulisanmu menghilangkan dahaga
yang mendera.
Rindu rasa hati ingin mengikuti pengajianmu. Ku
dengarkan lantunan bait-bait syahdu perkataanmu, ku kumpulkan semua kisah
kehidupanmu, sampai kini ku tahu kau adalah adalah insan sholeh yang di
turunkan Allah untuk kami yang semoga bisa meniti jejak langkah kakimu.
Pesanmu akan ku jadikan pengobat jiwa kek. Masih ku ingat bait demi bait: "yang diobat ialah yang sakit. Kesehatan jiwa tak ubah dengan kesehatan tubuh kasar jua, diukur panas dan dinginnya. Misalnya, panas manusia yang biasa ialah 36-37, lebih dari itu terlalu panas, dan kurang dari itu terlalu dingin. lebih atau kurang dari 36-37 menunjukkan kesehatan badan telah hilang. Haruslah cukup pada jiwa 1 kesehatan:
Pesanmu akan ku jadikan pengobat jiwa kek. Masih ku ingat bait demi bait: "yang diobat ialah yang sakit. Kesehatan jiwa tak ubah dengan kesehatan tubuh kasar jua, diukur panas dan dinginnya. Misalnya, panas manusia yang biasa ialah 36-37, lebih dari itu terlalu panas, dan kurang dari itu terlalu dingin. lebih atau kurang dari 36-37 menunjukkan kesehatan badan telah hilang. Haruslah cukup pada jiwa 1 kesehatan:
1. Syaja'ah, berani pada kebenaran, takut pada kesalahan.
2. 'Iffah, pandai menjaga kehormatan bathin.
3. Hikmah, tahu rahasia dari engalaman kehidupan.
4. 'Adaalah, adil walaupun kepada diri sendiri"
(4 sifat inilah pusat dari segala budi
pekerti dan kemuliaan. dari yang 4 inilah timbul cabang yang lain-lain. Dan
itulah keempat-empatnya yang dinamai keutamaan)" p. 149
Ingin ku lihat langsung raut wajahmu. Ku baca guratan ketegaran dalam tulisanmu. ku saksiakan sosok karang yang bertahan di
tengah tabrakan badai ombak yang terus berganti menghujam, ku ingin belajar dan terus belajar darimu kek. tentang semua bekal kehidupan yang seharusnya aku gunakan untuk menghadapi
dunia dengan segala dinakamikanya.
Karyamu indah, jiwamu hidup walaupun kau telah
tiada. Itulah kehebatan dan luar biasanya dirimu, engkau adalah suri tauladan
yang tak lekang oleh waktu.
Kek, dari harta peninggalan buku dan tulisanmu aku
belajar pemikiran dan pola pikirmu. semoga aku kelak bisa sepertimu dari lahir
dan batinku, dari semangat dan juangku, dari ibadah dan ketaatanku, dari lubuk
hati terdalam aku ingin bercerita tentangku diatas pangkuanmu kek.
Kek, cucumu boleh bertanya padamu kek? Apakah boleh
ku habiskan masa mudaku untuk mengejar semua angan dan impianku kek? Aku ingin
membuktikan bahwa aku bisa menjadi seperti yang aku inginkan. Aku ingin
mengejar apa yang aku cita-citakan, aku ingin menjalani hidupku sesuai yang
selama ini aku rencanakan. Cucumu merindukan engkau yang luar biasa.
Medan Sunggal, 26 September 20
15
cucu rindu kakek.
Incredible akhy...:)
ReplyDelete