Manusia adalah makhluk kompleks yang memiliki daya pilh dan daya fikir. Kebebasannya memilih menentukan nilai dirinya, sebab hanya orang penting yang tahu akan kepentingan dan hanya orang bernilai yang menghargai nilai dari satu pilihan, apapun pilihannya manusia benar-benar bebas untuk memilih jalan hidup terbaiknya.
Jika sekedar menentukan pilihan manusia bisa mendapat gelar bijaksana mungkin tidak akan ada kata ‘bingung’, di kamus besar Bahasa Indonesia, dan mungkin tidak akan ada ajaran shalat Istigharah dalam Islam, namun sayangnya untuk menjadi bijaksana manusia harus menggunakan akalnya untuk berfikir.
Hanya pola pikir yang benar yang dapat menghasilkan pilihan yang benar, dan pilihan yang benar tentu saja belum tentu lulus dari ujian, keseimbangan melewati penilaian miring, kemampuan menghadapi ujaran sinis dan sambutan sadis adalah ujian pertama yang harus di lewati, oleh sebab itu berfikir sebelum memilih, berfikir sebelum bertindak, berfikir sebelum berbicara adalah cara tepat mempertanggungjawabkan pilihan. Sebab hasil akhir pilihan terbaik adalah ketika manusia mampu mempertahankan pilihannya dengan sekian alasan tulus dan realistis dari hatinya.
Kini telah hadir transformasi manusia baru, sebut saja Manusia Minus 3, sebuah upaya besar menciptakan generasi bijaksana. Dengan adanya manusia minus 3 semua pekerjaan dapat terkondisikan dengan maksimal, jika berhasil menjadi manusia minus 3 keuntungan kontan yan di dapatkannya adalah pikiran yang selalu tenang, diri yang tidak terikat waktu dan jiwa yang terbebas dari ikatan janji, dealine dan tagihan oknum.
Pertanyaannya:
Siapakah manusia minus 3 itu?
Dia adalah manusia yang selalu menuntaskan pekerjaannya 3 hari sebelum deadline waktu di tentukan tiba.
Bayangkan jika manusia minus 3 ada di dalam satu perusahaan? Jika ia hidup di lembaga pendidikan? Jika dia berkembang di dalam satu komunitas? Jika ia tumbuh dari rahim organisasi kepemudaan? Bukankah ia anak emas yang merupakan aset alam paling alami yang pernah terlahirkan?
Dengan keputusannya memilih untuk menyelesaikan semua tugas dan tanggungjawab 3 Hari sebelum deadline, bukankah ia memakai akal untuk berfikir? Jika satu-satunya alasan pilihan adalah demi kemaslahatan apakah itu satu kebijaksanaan?
Dengan keputusannya memilih untuk menyelesaikan semua tugas dan tanggungjawab 3 Hari sebelum deadline, bukankah ia memakai akal untuk berfikir? Jika satu-satunya alasan pilihan adalah demi kemaslahatan apakah itu satu kebijaksanaan?
Kini bijaksana bukan hanya pilihan semata, bukan juga pilihan mata buta, namun bijaksana satu pilihan dari manusia yang selalu berfikir untuk kebahagiaan bersama. Jika tidak untuk bahagia untuk apa kita hidup berjama’ah?
Have fun for your choice
By: Irhas el fata
0 comments :
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi dan berkomentar bijak di situs ini.