Seorang kakek tertua di kampung Lumut ini berpesan singkat, tidak panjang penyampaiannya padat muatannya, sekilas di terjamahkannya ke dalam bahasa Indonesia, namun lancarnya dengan bahasa batak mandailing,… Intinya ada 5 hal yang beliau sampaikan, yaitu: Belajar, musyawarah, rendah hati, berbakti, bertakwa,
Dengan sedikit penjelasan dari beliau:
1. Belajar
Kehidupan bekeluarga adalah seperti lembaga baru yang harus di pelajari bentuknya, isinya dan cara menjalaninya, anak-anak saya ini telah menamatkan sekolah tinggi, secara keilmuan sudah cukup dewasa, namun dalam ilmu berumah tangga harus banyak belajar dari orang lain, sebab tidak ada sekolah tinggi khusus rumah tangga, namun gurunya ada dan banyak, siapa itu guru-gurunya? Kami-kami inilah gurunya, kami-kami inilah saksi-saksinya,…bertanyalah kepada kami semoga kelak anak-anak kami langgeng, sakinah, mawaddah, warahmah.
2. Musyawarah
Banyak hal yang harus di musyawarahkan dalam berkeluarga. Sebab keputusan tidak bisa hanya dari satu pihak tapi harus keduanya, yang jika di matematikan dalam bekeluarga 1 tambah satu adalah 1 bukan 2, dalam berpedapat, satu pendapat istri, satu lagi pendapat suami, dan hasilnya tetap juga harus satu, harus ada yang mengalah harus ada yang mampu memahami sehingga hasilnya tetap satu, hasilnya tetap keutuhan bukan perpepacahan atau kesalah pahaman. Begitulah idealnya bermusyawarah dalam keluarga.
- Rendah Hati
Allah benci dengan orang sombong, Allah tidak melihat orang yang sombong, ada banyak itu Allah berbicara tentang sombong ini di dalam Al-Qur’an yang juga kakek rasa kalian juga sudah paham, dan tahu betul dalil-dalilnya, namun di sini kakek Hanya berusaha mengingatkan kembali yang kiranya lupa agar terus dapat di ingat.
Semasa saat ini harus rendah hati, tidak boleh sombong, tamat sekolah tinggi juga harus lebih rendah hati lagi, tidak ada apa-apanya kita dengan kesombongan. Setinggi apapun kita di dunia tetap kecil di hadadapan Allah, tetap tidak ada apa-apanya di sisi Allah.
Orang yang sombong tidak akan banyak temannya, dalam pergaulan tidak banyak yang akan membantunya.
Perlu kita pahami selalu bahwa kita ini adalah makhluk sosial, kita semua membutuhkan orang lain dalam kehidupan, sebagai contoh kecilnya, saat ini kamu anak-anakku, menikah, di persatukan membutuhkan kami, hatobangon, tokoh masyarakat, perangkat pemerintah, cekdik pandai, alim-ulama, usatadz Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2 untuk menyaksikan dan mendo’akanmu, dan memang beginilah layaknya kita hidup bermasyarakat, harus bergaul dan harus bisa masuk di tengah-tengahnya dengan sangat baik.
Dengan bermasyarakat kita mendapatkan banyak hal, pengalaman dan pengetahuan. Dan dengan bermasyrakat juga kita mengetahui banyak, belajar banyak, mendapatkan apa yang tidak kita dapatkan di bangku sekolah manapun, yakinlah tak jarang dengan bermasyarakat juga, pintu rizki kita dapat terbuka.
- Berbakti Kepada orang tua
Tidak ada yang akan tampil muda selamanya, tidak akan ada yang tampil prima setiap saat, semuanya pasti akan berlalu. Orang tuamu yang saat ini masih terlihat muda kelak akan menjadi seperti saya, tua, kurus dan sakit-sakitan. Maka dari itu harus ingat selalu pada orang tuamu, harus berbakti selalu pada orang tuamu, sebab apa? Sebab merekalah yang membesarkanmu, berjasa penuh dalam kehidupanmu, sampai seperti ini juga kamu tidak lain hasil dari pada do’a orang tuamu. sebab memang begitulah seharusnya seorang Anak bermu’amalah pada orang tuanya.
Jangan membedakan keduanya, sebab keduanya adalah orang tua yang harus kita sayangi, kita hormati, dan kita baktikan seluruh jiwa dan raga ini.
- Bertakwa
Dengan muatan menikah ini anak-anak kami telah menjalankan satu dari perintah Allah dan sunnah rasulullah, secara perhitungan agama telah sempurna yang setengah, namun secara proses di butuhkan penyempurnaan di setengah sisanya, maka dari itu jangan pernah berhenti dari bertakwa pada Allah swt, bersedia menjalankan seluruh perintah Allah swt Bersama-sama dan Ikhlas meninggalkan seluruh larangan Allah tanpa terkecuali. Dengan demikian mudah-mudahan Allah selalu Ridho dan meridhoi setiap Langkah anak-anak kami.
Demikian sambutan dan nasehat si kakek dalam khutbah nikah tersebut, singkat memang, sedikit memang namun benar-benar padat dan tersesapi maknanya,… Akhir kata semoga dengan saya menuliskan sambutan si kakek di blog ini dan seterusnya di baca oleh banyak orang, semoga setiap hurufnya bernilai pahala jariah untuk si kakek. Aamiin ya Rabbal’alamin.
Lumut, 14 Agustus 2019
19.30 wib - 21.30 wib