Apakah hasil keputusan dari kemurnian hati dapat berubah-ubah?
Apakah ungkapan dari jiwa terdalamnya manusia dapat konsisten memegang kata?
Jika nuranimu mengikuti dalam setiap langkahmu, akankah kamu menjadi berbeda dari yang biasa?
.
.
Saat ini aku belum bisa menjawab 3 pertanyaan di atas.
Jika kawan seluruhnya memiliki jawaban, boleh bagi saya yang belum terlalu paham memaknai kehidupan dan perjuangan.
.
.
Hari ini aku terpecut dengan ungkapan blak-blakan dari seorang sahabat, dia bilang:
“Ucapanmu tidak murni,jika senang kamu bilang senang tapi bukan dari hati, jika suka kamu bilang suka tapi tidak dari hati, jika mengungkapkan sesuatu dari hati sekalipun bukan dari inti hati terdalam. Kamu berkutat selalu diluar, melakukan segala sesuatu tanpa ketulusan hati.”
Sebuah ungkapan sederhana terngiang di kepalaku berjam-jam, membuat otakku berputar lama mencari jawaban terhadap diri sendiri, apakah ini benar ataukan itu salah, apakah aku sekejam itu, atau aku yang tidak sadar akan hal itu, sampai catatan ini kutuliskan aku juga masih bertanya-tanya benarkah yang dia ucapkan itu?
Lama aku bersendiri diri untuk mengulang kembali katanya, lama kususuri ulang perjalanan Panjang yang telah berlalu, lama ku memutar ulang disket yang telah usang, sampai pada titik tertentu aku mengiyakan ucapan di atas. Ternyata terlalu lama hatiku tertutup untuk kata “kemurnian hati”. Hilangnya kata ini membuatku tak sadar selama ini terombang-ambing dalam pintalan benang yang tak seirama dengan kata hati. Selama ini berjalan sesuai kata, ku kira sudah benar, tapi nyatanya tidak sampai menentramkan hati, karena seharusnya kata, perbuatan dan hati semuanya harus satu garis lurus menciptakan sinergi yang tak terputus.
Hari ini, detik ini mulai aku belajar Kembali mengenali setiap ungkapan yang akan dilaksanakan, jika itu ungkapan hati dan bisa direalisasikan akan kurealisasikan dengan kemurnian dan ketulusan. Sebab hanya keputusan dengan penuh hati dan perwujudan perlu hati-hatianlah yang melahirkan satu wajah baru terbaik dalam setiap visi dan misi syarat kental akan esensi nilai kehidupan.
Akhir kata, terima kasih sahabat yang telah mengatakan sebenar-benarnya, terkadang kesadaran akan terbentuk di waktu yang tepat, di saat yang tepat, dengan kata-kata dan ungkapan yang tepat pula. Sahabat… Dari tulisan ini ku memulai untuk belajar Kembali agar dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kemurnian hati.
Sekali lagi terima kasih.
_____________
_________________
Ahad, 10-01-2021
Lumut, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara
0 comments :
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi dan berkomentar bijak di situs ini.