Wednesday, February 17, 2021
Membicarakan hidup selalu membicarakan kemajuan, percepatan hingga pergerakan ke arah yang lebih maju. Benarkah pola pikir seperti itu yang terbaik dalam menjalani hidup? Pernah suatu ketika dosenku berujar, “hidup itu tidak usah memikirkan akhirat, tapi pikirkanlah dunia ini, bagaimana hidup di dunia bisa menjadi lebih bermanfaat. Pastikan juga hidup ini menjadi orang baik dan berjalan baik, maka akhirat akan menjadi baik juga. Akhirat bukan urusan kita, itu urusan Tuhan dan malaikat-malaikatnya” Sekilas terlihat liberal pola pikirnya mungkin, tapi jika dipikirkan ulang ada benarnya juga yang beliau ungkapkan sekilas itu, namun pada intinya kita harus sadar diri, kini adalah saatnya hidup di dunia, nanti akan tiba masanya kita akan kembali hidup di akhirat dan disanalah ada perhitungan untung rugi. Beruntung bagi yang beramal dan merugi bagi yang tak memiliki amal.
Dilain sisi pernah juga ku dengarkan sebuah ungkapan hidup seorang bijak, “orang cerdas adalah orang yang memikirkan dan mempersiapkan kematian.” Jika itu tergolong cerdas mungkin patokannya adalah akhirat, mungkin juga perhitungannya adalah lamanya umur hidup, dan Aku mengatakan juga ada benarnya, sebab boleh jadi kita hidup hanya 60 – 63 tahun, jika mengikuti umurnya Rasulullah kalaupun lebih itulah bonus beberapa tahun. Lalu hidup di dalam kubur bisa jadi lebih lama dari umur kita di atas bumi, dan kemudian hidup kita setelah dibangkitkan dari kubur bisa jadi lebih lama lagi,.. hemm… Jadi sebenarnya yang mana lebih lama perhitungan tempat tinggal kita? Di atas Bumikah? Di dalam perut Bumikah? Atau di alam akhirkah? Bolehkah Aku bertanya demikian? Benarkah aku bertanya seperti itu? Atau salah berat? Bantu Aku berpikir teman-teman.
.
.
.
Tidak ada yang benar tidak ada yang salah, jika pokok pembahasan kita adalah kebijaksanaan. Sebab orang yang bijak akan mendapatkan solusi dari setiap permasalahan, dan akan mendapatkan ilmu dari setiap pelajaran dan nikmat kehidupan. Maka dalam hidupnya selalu ditemani dengan ketenangan, sebab orang yang bijaklah yang telah mengetahui arti dan hakikat hidup sebenarnya.
Lantas apakah yang harus kita kerjakan kedepannya?
Tidak mesti berpikir mendalam untuk satu pemikiran tentang kehidupan, cukup jalani hidup dengan penuh kesadaran, dengan penuh perhitungan baik dan buruk, dan dengan cukup taqwa, sabar, sedekah, istighfar, benar-benar menunaikan rukun islam dan rukun iman, sayangi orang tua, dawamkan yang sunnah, qonaah, dan berbaik sangka dengan Allah swt, Insya Allah semua akan membaik. Biiznillah. Wallahu a’alam.
0 comments :
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi dan berkomentar bijak di situs ini.