Selalu ada hal baru yang dapat dipelajari saat ujian. Dari mulai persiapan diri dan mental, persiapan menghafal bahan yang akan diuji, memahami isinya, sampai kemampuan mengambill keputusan. Semua itu adalah beberapa faktor pendukung dalam suksesnya ujian.
Ada yang bilang kesuksesan dalam ujian itu apabila ilmu sang calon telah sesuai dengan dirinya. sebagai contoh, calon sarjana harus memiliki ilmu sebagaimana seorang sarjana, detik itu dia dikatakan sukses. Calon Master harus memiliki ilmu sebagaimana seorang master, detik itu dia dikatakan master sukses. Calon Doktor harus memiliki kualifikasi keilmuan setingkat doktor, barulah ia disebut doktor sebenarnya. ketika kata calon hilang, sisi keilmuan melekat, saat itu sukses menyatu dalam dirinya. Maka misi keilmuan yang diemban setelah itu adalah adalah misi kebermanfaatan, saat itu satu tahapan kesuksesan dalam ujian sudah mulai ia dapatkan. Begitulah sebagian orang berujar tentang kesuksesan dalam ujian.
Namun masih meninggalkan sedikit PR yang membuat diri ingin bertanya, sebenarnya hasil dari ujian itu apa sih? Apakah nilai yang tinggi atau sikap yang baik? Atau kemampuan nalar yang baik atau adab dan akhlak yang baik yang terbentuk saat menjalani ujian?
Untuk memahami ini, ada 2 tipe ujian yang sedang kita perbincangkan, ujian di dalam kelas, dan ujian di masyarakat. dan pertanyaan ini ditujukan untuk keduanya, jika hasil nilai ujian kelasnya baik, namun akhlaknya di masyarakat kurang apakah dikatakan lulus? Jika nilainya di kelas buruk, namun peragai dan akhlaknya baik di masyarakat, apakah dikatakan tidak lulus? Sebenarnya apa alat ukur meluluskan atau menidakluluskan itu?
0 comments :
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi dan berkomentar bijak di situs ini.