Merasakan Liburan di Pesantren Saat Musim Pandemi
Bertahun-tahun tinggal di pesantren baru kali inilah liburan tidak pulang, genaplah setahun tinggal di pondok. Padahal seharusnya ini adalah pengalaman khusus bagi santri kelas 5 yang ingin naik ke kelas 6, nah ini malah diraskan seluruh santri dari kelas 1 sampai kelas 6. Sungguh sangat istimewa.
Sekilas timbul pertanyaan, apakah para santri menikmatinya?
Jawabannya: Tentu saja santri menikmatinya, karena memang itulah sikap yang harus diambil, sebab kalau tidak demikian, malah menjadi orang yang sedih sendirian, sementara yang lain bahagia, yang lain cepat beradaptasi. Maka untuk itu, apapun yang ada di pesantren prinsipnya adalah jalani, nikmati dan jangan dipikirkan. Maka semuanya akan berlalu dengan baik, begitu biasa ritmenya.
Nilai plusnya ketika liburan di pondok, jadi pernah merasakan sedikit kelonggaran dalam disiplin, karena sejatinya disiplin itu bukan lagi momok tapi itu adalah bagian dari lalapan dalam sayur-mayur makanan sehari-hari santri. Tidak bisa dihilangkan disiplin shalat berjama’ah, tidak bisa dihilangkan do’a bersama sebelum tidur, tidak bisa dihilangkan jam-jam waktu makan yang telah ditentukan, semuanya meski ditelan, dinikmati dan dihabiskan, sebab itulah sebaik-baiknya ajaran hidup kemandirian ala pondok pesantren. Mesti cepat beradaptasi jika ingin tetap hidup bergerak menggerakkan.
Selain dari disiplin yang tetap terjaga, ada juga dilapisi dengan kegiatan lain yang cukup menarik bagi santri selama liburan di pondok, ialah olah raga pagi, istirahat siang, olah raga sore, dan hiburan nobar malamnya. Sungguh aktivitasnya sangat menghibur dan menyehatkan tubuh santri.
Pagi Olah Raga
Di hari biasa aktif kegiatan, hanya hari Jum’at santri biasa olah raga dari pagi, selain hari itu tidak bisa. Namun dengan tujuan kesehatan dan kebugaran tubuh, karena kebetulan juga pandemi sedang menyerang dunia, maka kebugaran santri adalah puncak tonggak mencegahnya, harapannya dengan imun tubuh yang kuat, santri dijauhkan dari paparan virus yang sedang menyerang dan alhamdulillahnya semua aktivitas diatur sesehat mungkin, dari mulai aktivitas rajin cuci tangan, selalu berjemur setiap pagi, bahkan tidak hanya berjemur tapi keringatan setiap pagi, hingga semua santri yang sebelumnya ada yang tidak terlalu suka dengan olah raga, pada akhirnya menjadi cinta dengan olah raga, lalu aktiflah dia olah raga jadi punya hobi baru.
Tidur Siang
Rileks adalah kata yang paling cocok untuk tidur siang, bisa dibilang ini adalah aktivitas yang sangat jarang sekali terjadi, kalau untuk ‘qoilulah’, itu bisa terjadi kapan saja. Tapi kalau peruntukan tidur siang khusus, ini adalah peristiwa Ajaib yang jarang terjadi, biasa diperbolehkan kalau malamnya ada kumpul penting, atau ceramah wajib, maka tidur siang diharuskan, bertujuan agar malam dapat kumpul dengan fit.
Sore olah Raga Kembali
Atas dasar kebugaranlah olah raga sore juga masih dilakukan. Kalau pagi olah raga agar dapat matahari, olah raga sore ini agar bugar kembali. Banyak makanan dan vitamin yang dikonsumsi dengan olah raga rutin pagi dan sore seperti ini, sangat hampir bisa dipastikan santri akan sehat secara fisik, pikiran. Hanya mungkin rasa kangen orang tua dan rumah saja yang masih perlu diobati.
Malam nobar
Kesenangan, nobar (nonton bareng) adalah aktivitas yang nyaris jarang terjadi, biasa terjadi itu bagi santri kelas 6, disebut santri mukimin, yang aktivitas liburannya di pondok. Dan itupun selalu di atur jam buka televisinya, maka untuk menonton bareng ini adalah kegiatan positif yang sangat digemari mayoritas santri.
Inilah 4 aktivitas unik selama merasakan masa liburan di pesantren, masa-masa pandemi menyerang dunia, aktivitas harian santri berubah, beberapa kebijakan diperbaharui, dan beberapa lagi diantaranya ada yang dinaikkan bobotnya ada yang dikurangi. Pada intinya liburan di pesantren penuh dengan rasa prihatin yang berujung kesenangan dan kegembiraan.
0 comments :
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi dan berkomentar bijak di situs ini.