Iklan Multipleks Baru

KETELADANAN KYAI DAN GURU

"Bondo bahu pikir lek perlu sak nyawane pisan. [KH. Ahmad Sahal]

WAJAH PENDIDIKAN PESANTREN

"Prioritas pendidikan pesantren adalah menciptakan mentalitas santri dan santriwati yang berkarakter kokoh. Dasarnya adalah iman, falsafah hidup dan nilai-nilai kepesantrenan. "

PENGALAMAN UNIK DAN LUCU

"Pekerjaan itu kalau dicari banyak, kalau dikerjakan berkurang, kalau hanya difikirkan tidak akan habis. [KH. Imam Zarkasyi] "

GAGASAN KEMAJUAN UMAT

"Tidak ada kemenangan kecuali dengan kekuatan, dan tidak ada kekuatan kecuali dengan persatuan, da ntidak ada persatuan kecuali dengan keutamaan (yang dijunjung tinggi) dan tidak ada keutamaan kecuali dengan al-Qur'an dan al-Hadits (agama) dan tidak ada agama kecuali dengan dakwah serta tabligh. [KH. Zainuddin Fananie dalam kitab Senjata Penganjur] "

FALSAFAH DAN MOTTO PESANTREN

"Tak lekang karena panas dan tak lapuk karena hujan. [Trimurti] "

NASEHAT, KEBIJAKSANAAN DAN REFLEKSI

"Hikmah ialah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah. (HR at-Tirmidzi). "

BERARTI DAN BERKESAN

"Pondok perlu dibantu, dibela dan diperjuangkan. (KH. Abdullah Syukri Zarkasyi). "

Tuesday, December 3, 2024

Syahadat Deklarasi Keyakinan.

 Syahadat Deklarasi Keyakinan.

Assalamu’alaikum wr wb




أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
 
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

 

Asyhadu an laa ilaaha illallaahu,

wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah.

 

Artinya:

“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah.”

“Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.

**


Dalam ucapan dua kalimat syahadat ada lafadz kesaksian dan peniadaan di sana. Kesaksian bahwa Tuhan adalah Allah Swt., dan menyaksikan bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah. Di samping kesaksian juga terdapat peniadaan; di saat bersamaan juga meniadaan Tuhan-Tuhan selain Allah Swt.

 

Tuhan dalam makna awam sering diartikan menjadi “sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai yang Mahakuasa, Mahaperkasa, dan sebagainya”, tidak ada yang salah dengan arti ini, namun yang kiranya keliru ketika salah bertuhan; bertuhankan pada sosok yang tidak pantas; menuhankan materi di atas segalanya; mempertuhankan akal lebih tinggi dari keyakinan asasi dari diri. itu yang kiranya keliru.

 

Nah, dari sinilah Worldview Islam hadir untuk memberikan cara pandang baru kepada manusia. Di mana syahadat sebagai deklarasi keyakinan, hendaknya memperkokoh bangunan Rukun Iman dan Rukun Islamyang secara simultan menjadi tameng dalam kehidupan manusia muslim terlebih manusia mukmin. 

 

Dalam Keimanan kepada Allah Yang Maha Esa tidak ada keraguan, iman kepada malaikat, iman kepada kitab, iman kepada rasul, iman kepada Hari kiamat, dan iman kepada Qada dan Qadar, menjadi landasan berpijak. Sedangkan rukun Islam, dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, mengerjakan puasa, mengeluarkan zakat, naik haji, merupakan amalan sepanjang umur hidup, seraya bukti identitas bahwa seorang tersebut adalah umat Islam yang benar, berjalan ke arah kebenaran.

 

Dengan demikian keimanan hati dan amalan perbuatan seorang mukmin, akan berdampak besar pada manusia mukmin yang lain dalam kesehariannya. Jika berdagang membawa iman di sana, yakin setiap transaksi ada malaikat yang mencatat, setiap bekerja ada waktu untuk shalat yang harus diluangkan, sehingga dalam keseharian tidak pernah luput dari lindungan Allah, sebab manusia mukminnya selalu ingat pada Allah. Dengan demikian, lengkaplah rukun iman dan rukun Islam menjadi penolongnya dalam menjalani aktivitas keduniawiaan, demi kepentingan akhirat yang immortal.

 

Hal yang sama juga berimbas dalam kehidupan bermasyarakat, Belajar ilmu apapun tujuannya bukan semata dunia tapi ada akhirat di sana, berpolitik bukan sekedar politik dunia; namun ada pertanggungjawaban akhirat yang kelak dipertanggungjawabkan dihadapan sang pencipta. Bahkan sampai kepada menikah juga mesti menggunakan nilai-nilai keimanan dan keislaman, menjadi landasan dalam mengambil keputusan sekecil apapun, seringan apapun, hingga yang paling berat sekalipun; bukankah menikah adalah ibadah terpanjang di dalam Islam?

 

Dari sekian analogi tindakan real di kehidupan nyata, menghadirkan makna sebenarnya bahwa syahadat sebagai deklarasi keyakinan tidak lagi sebuah kata semu, akan tetapi adalah bukti real bahwa manusia butuh panduan, tuntunan ke arah yang lebih baik.

 

Kelak dari akumulasi keyakinan dan amal sholeh yang dilakukan seorang mukmin, dapat membantunya untuk kebaikan-kebaikan berikutnya, yang itu semua dilakukan dengan penuh kesadaran dan ketaatan, layaknya hamba pada tuannya.

 

Sehingga hasil dari syahadat ini, semua perbuatan di dunia ini orientasinya lillah. Mengartikan segala sesuatunya berkaitan dengan Allah. Mencari ilmu adalah ibadah, fadhilah dari shalat adalah mencegah kemungkaran, kesopanan itu wujud dari kebaikan, pemahaman durhaka pada orang tua akan celaka, mendholimi orang lain itu sedang menabung azab dunia kepada diri kita sendiri, berinfak itu menambah kaya, kerja keras mesti dibarengan do’a, membantu orang lain itu tanda iman kepada Yang Maha Kuasa bahwa dengan itu kita mengetuk pintu ridanya Allah Swt.

 

Sampai pada akhirnya, syadahat yang melahirkan keyakinan ini juga sebagai langkah awal untuk mulai berjalan pada pilihan dan impian ke arah yang benar, di mana langkah yang benar adalah ketika berlandaskan pada visi Islam tentang realitas dan kebenaran, hingga pada akhirnya dengan visi Islam yang benar dapat memahami wujud Allah, wujud Alam, wujud manusai dan lain-lain.

 

Dengan ini semua akan mengarahkan worldview berpikirnya dapat makna amal, makna ilmu, makna kehidupan, makna dunia, makna nilai atau moral, makna manusia.

 

 

“Mari beriman, berpikir dengan iman, sehingga menumbuhkan keimanan-keimanan yang lainnya, notabene mendekatkan diri pada Allah Swt.”

 

Wallahua’alam bissoab


Terima kasih teman-teman sudah membersamai sampai sejauh ini, terima kasih telah membaca sampai pada titik ini, akhir kata semoga kita semua dalam lindungan Allah Swt., dan dimudahkan dalam segala urusan dan permohonan yang dimohonkan.

 

Wassalamu’alaikum wr wb

Sunday, December 1, 2024

10 Tahun Malang Melintang Menghidupi Website Pribadi






 

Tanpa terasa telah 10 (sepuluh) tahun, drama menghidupi website pribadiku ini, aku mulai. Semua rasa ada di sini, perkembangan genre tulisan juga di sini, pergumulan emosi, pertengkaran nurani pemuda yang berjuang bertransformasi menjadi somebody juga terjejak di sini, pada intinya, ini adalah teman yang benar-benar menemani dari sejak tak mengerti arti hidup hingga kini, yang juga masih mengais-ngais makna hidup dari Yang Maha Hidup itu sendiri; terus berdo’a dan berharap dengan penuh keyakinan dapat lebih hidup dari yang sudah-sudah. Dapat lebih menghidupkan dari yang sudah-sudah. Bukankah esensi hidup harus bisa menghidupkan dan memberi arti kehidupan?

 

 


Terkadang website bisa terisi, tapi juga terkadang kosong, bahkan seringnya kosong tidak terupdate, tapi tetap menulis dan membaca tetap menjadi aktivitas favorit yang tak tergantikan, terbit tidak terbit harus tetap menulis, karena tetap menulis adalah semacam kewajiban pribadi.

 

Ada hal yang sangat menarik dalam menulis website ini, dari mulai seorang yang tak mengerti apa-apa tentang tulisan, hingga tahu ujung dari tulisan harus memiliki visi-misi yang sempurna, tulisan juga mengikuti aturan-aturan penting di dalamnya, tulisan juga memiliki banyak hal yang bisa diperjuangkan. Pada intinya menulis memberikan satu kenyamanan untuk bisa menikmati perjalanan hidup di dunia ini agar dapat lebih berarti.

 

Sedikitnya ada 8 kenikmatan menulis selama 10 tahun menjejaki pengalaman pribadiku ini:

 

1.     Menulis Membuatku Merasa Tenang.

Siapa yang tahu pasang-surut arus hidup kita? Terkadang merasa hidup ini biasa saja, tapi juga tak jarang hidup bersikap begitu kejam pada kita. 

 

Apakah hidup kita sama dengan hidup orang lain? Bisa saja hidup kita terlihat sulit dan hidup orang lain tampak mudah? Atau hanya kita saja yang merasakan demikian, atau jangan-jangan hidup kita masih lebih mudah dibandingkan hidup orang lain di luar sana?

 

Bisa saja hidup orang lain terlihat mudah padahal aslinya mereka lebih sulit dari kita! 

 

Banyak hal yang disembunyikan tidak selalu muncul dipermukaan, dan menulis adalah solusi untuk tetap tenang menghadapi ketidakpastian ini.

 

2.     Menulis Menjadikanku “ADA”

 

‘Ada’ adalah bentuk eksistensi diri. Jika memang ada, maka seyogyanya akal, pikiran, badan, seluruhnya eksis dan Bersatu padu, berada di posisi dia berpijak saat ini. Adanya buah pikir itu bukti eksistensi diri benar-benar terbukti ‘ada’.

 

Agak tidak suka muncul kepermukaan sebenarnya, tapi terkadang kondisi memaksa untuk muncul dipermukaan, terlebih dengan tuntunan zaman dan pekerjaan, branding diri merupakan suatu keharusan, jika diri belum terbrand, ibaratkan produk tanpa label, tidak tahu orang apa fungsi dan manfaatnya, malah orang ragu apakah ini benda layak konsumsi atau racun yang mematikan.

 

Buat personal yang lebih nyaman dengan sikap pendiamnya (introvert). Lewat jalur tulisan, biasanya dia lebih ramah. 

 

Para introvert akan merasa lebih baik, merasa lebih nyaman jika dikenal lewat tulisannya, sebab apa yang ditulisnya itulah mewakili apa yang dipikirkannya, secara unik dan menarik, ia mampu berkata-kata, berceloteh panjang, bahkan bersenandung syair dan puisi disana, tidak terbatas menunjukkan siapa diri sebenarnya lewat tulisan, tapi lebih kepada menunjukkan bahwa dia eksis sebagai hamba yang terus hidup.

 

3.     Menulis Membuat Otak Terus Berjalan

Banyak yang bilang daya tangkap, ingatan, kemampuan mengingat, kemampuan menghafal dan kecakapan dalam berfikir kritis itu bukan persoalan latihan sepanjang malam selama sebulan. Tapi, adalah perjalanan panjang tahunan, bahkan sepanjang umur kita dalam menjalani kehidupan. 

Sebab dunia terus berputar, aktivitas manusianyapun harus terus dinamis, bagaimana bisa tetap di sini, sementara dunia terus berubah, menyesuaikan dengan perkembangan ini, maka cara bertahan hidup dan sikap hidup juga mesti berubah mengikuti zaman ini. Namun nilai diri, worldview Islamnya harus tetap terjaga.

 

4.     Menulis Membuatku Menemukan Duniaku

Banyak orang terjebak dalam masalalunya yang tak berujung. Ada juga yang terjebak di masalah finansialnya yang tak ada henti-hentinya; berapa banyak yang terjebak dalam keluarga urak-urakan, dan banyak lagi deskripsi dari orang-orang terhambat, tersesat, tertinggal bahkan tercampakkan dari tempat asalnya; belum lagi orang yang terkungkung dalam deskriminasi sosial, ada yang tertahan oleh permintaan orang tuanya, sehingga tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mengatakan kata iya, ada juga yang mengabaikan orang mengasihinya dan menyayanginya sehingga disebut anak durhaka. Untuk mengungkap dan menceritakan semuanya secara lengkap dan sadar, maka dengan itu, menulislah!

 

Lewat jendela ilmu kamu menatap dunia dari berbagai arah, sehingga kamu tahu dunia seperti apa yang kamu pilih, untuk menjalani hidup di dalamnya. Selanjutnya tuliskan perjalanan hidupmu semoga menjadi jejak sejarah bagi generasi setelahmu.

 

5.     Menulis Menjadikanku Mengenal Para Penulis

Jika saat ini banyak konten yang bilang, seberapa baik circlemu maka akan begitulah hidupmu. Meskipun ungkapan ini masih simpang siur kebenarannya, sebab baru teruji lewat influenser yang banyak bercerita tentang ini. Tapi rasaku iya, keberadaan kita dengan orang lain itu jauh memiliki rasa, jika keduanya saling berusaha untuk selalu ada.

 

Semakin kamu sering menulis, maka semakin banyaklah penulis yang akan kamu kenal, dan itu merupakan investasi jangka panjang untuk networking yang lebih baik.

 

6.     Menulis Membuatku Memiliki Karya

Ada banyak karya manusia, tapi apakah semua karya bertahan lama? Itu yang perlu dipertanyakan. 

 

Jika karya hanya bisa dinikmati sehari dua hari, maka itu bukan karya namanya itu jualan kue. Kalau bercerita karya, bagiku adalah sesuatu yang bisa dinikmati paling tidak setahun dan dua tahun, memasuki jangka menengah 5 sampai 10 tahun, dan memasuki masa akhir 10 tahun hingga tak terhingga.

 

Maka menulislah, berkaryalah, kelak karyamu berbicara lebih lantang dari pita suara yang dihadiahkan dari sang Pencipta.

 

7.     Menulis Membuatku Tetap Membaca.

Bila menulis adalah memasak, sebelum memasak kita butuh mempersiapkan peralatan masak dan kebutuhan-kebutahan yang akan dimasak, dan itu semua sama seperti menulis. 

 

Sebelum menulis aku membaca, sebelum menulis aku menganalisis, sebelum menulis aku mengenal sejarah, sebelum menulis aku bercerita, sebelum menulis aku mengulik data, setiap aktivitas dari menulis tadi, semuanya adalah pergumulan dari akvitas-aktivitas kecil yang produktif.

 

8.     Menulis Pada Akhirnya Mengajarkan Cara Konsisten

Apa aktivitas yang membuatmu bisa isiqomah, pertahankanlah! Sebab keistiqomahan itu adalah barang langka, jika kamu mampu menjaganya, maka kamu telah menjaga masa depanmu. Tunggu masanya akan tiba masa kejayaan luar biasa Anda. 

 

Hal kecil, jika dilakukan berulang-ulang menghasilkan efek yang luar biasa. Konon lagi kebiasaan menulis, ini akan menghantarkanmu pada masa depan yang luas, menembus cakrawala, tak akan pernah bisa dirasakan oleh orang lain selain penulis. Penulis apapun itu!

 

Setelah mencapai satu dekade mempertahakan website ini, sebagai bukti syukurku, yang telah 10 tahun ini menjaga website ini untuk tetap hidup, maka sebagai hadiah bagi diriku sendiri, akan kuusahakan konsisten menulis setiap harinya di blog ini, dalam upaya menjaga kesitiqomahan ini agar tidak pernah mati. 

 

Rasa-rasanya menulis membuatku lebih hidup, dan nampaknya hidupku ada di sini. 

 

Oh ya kawan-kawan.., obrolan kita kali ini kita cukupkan dulu ya, akan disambung esok hari dengan tulisan lainnya, terima kasih udah membaca sejauh ini.

 

Terima Kasih ya kawan-kawan.

Semoga semua urusan kawan, sejawat, teman, saudara, dapat dimudahkan Allah Swt.
dan segala persolan rizki, pertanyaan arah jalan hidup, sampai pada hal yang disemogakan segera tercapai. Aamiin Ya Rabbal’alamin.

 

See you tomorrow.





 

 

Friday, September 6, 2024

351 Santri dan Santriwati Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan Ikut menyemarakkan Hari Literasi Dunia (International Literacy Day)

351 Santri dan Santriwati Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan Ikut menyemarakkan Hari Literasi Dunia (International Literacy Day)

 

Semarak Hari Literasi Dunia Tahun 2024, Seksi Perpustakaan dan Kajian Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan memperingatinya dengan mengadakan lomba menulis santri dan santriwati, dengan tagline yang diusung “Literasi Santri untuk Generasi Emas Indonesia Tahun 2045” Di antara perlombaannya adalah: Lomba menulis cerpen, lomba menulis mini biografi, lomba menulis resensi buku, lomba menulis essai, dan lomba membuat mini komik. Medan. 06/09/2024.

 

Sebuah animo yang sangat luar biasa, 351 peserta ikut serta menyemarakkannya dengan rincian 208 santri dan 143 santriwati. Mereka ikut serta dalam lima kategori perlombaan tersebut, terdiri dari 2 kategori, junior dan senior. Dengan rincian di putra: Cerpen  senior 32 peserta dan junior 36 peserta. Mini Biografi senior 26 peserta dan junior 16 peserta. Resensi senior 25 peserta dan junior 13 peserta. Esai senior 19 peserta dan junior 8 peserta. Mini Komik senior 9 peserta dan junior 24 peserta. Semua mengikuti perlombaan mulai pukul 08.00 wib – 11.00 wib.

Sedangkan rincian di putri berjumlah 143 santriwati Dengan rincian: Cerpen senior 28 peserta dan junior 33 peserta. Mini Biografi senior 19 peserta dan junior 13 peserta. Resensi senior 15 peserta dan junior 4 peserta. Esai senior 8 peserta dan junior 3 peserta. Mini Komik senior 6 peserta dan junior 14 peserta.


Hari Literasi Internasional (International Literacy Day) diperingati setiap tahunnya pada tanggal 8 September sesuai yang telah ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1967. Tidak dengan santri dan santriwati pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan yang gegap gempita merayakan hal ini pra hari H, dengan penuh semangat berapi, meriah, spektakuler, daya literasinya diuji pada hari Jum’at, 06 September 2024, dengan sekian perlombaan dan kemudian pembagian hadiah sang juara, tepat pada saat Launching & Bedah Buku Karya Asatidz pada senin dan selasa, 9 dan 10 September 2024.   

 

Di akhir catatan ini ada pesan berharga dari Kepala Bidang Pendidikan Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Ustadz Zulfikri. Beliau berpesan dengan mengulas surah al-‘alaq dari ayat 1-5 dengan prolog nyentrik: “Hari ini kita memperingati hari literasi dunia, maka mari kita sambut dengan standing applause, sebagai bukti kita hormat dengan hari ini, dengan cara elegant khas internasional”. gemuruh tepuk tangan dari para pesertapun mencairkan suasana. 

 

Disampaikan juga bahwa dengan membaca kita mulai menatap Dunia, sambil terus membaca ayat-ayat Tuhan lewat Dunia akan semakin bertambah iman dan keyakinan akan kuasa dan Maha Mulianya Allah swt  yang tak terbatas. Dzat yang menciptakan seluruh ciptaannya dari yang semula belum pernah ada. 

 

“Bacalah, teruslah membaca dan menulis, maka derajatmu akan terangkat dengan serta merta. Dialah Allah dzat yang mengajarkan ilmu kepadamu salah satunya lewat pena, mengajarkan kepada seluruh umat manusia dari yang belum diketahui hingga akhirnya mengetahui, memahami, dan menguasai sehingga pada akhirnya disebut ahli. Dan harapan kami kamulah yang akan menjadi tokoh dan ahli-ahli literasi dari bumi wakaf Raudhah ini ke kancah luar negeri, dunia dan akhirat biiznillah. Aamin Ya Rabbal’alamin.”Waallahu’aalam bissoab.

Monday, August 19, 2024

Hakikat Tauhid Karya Syaikh Yusuf Al-Qhardawi; Buku Pegangan Santri Kelas 5 dan 6 KMI Ar-Raudlatul Hasanah

 


Buku adalah jendela dan pintu pembuka cakrawala berpikir seseorang. Wasilah buku dapat menjadikan pikiran seseorang terbuka, dengan keterbukaan pola pikir, akan selalu ada perubahan, perbaikan dan kemajuan-kemajuan, dari skala kecil hingga besar. Harapannya dengan itu dapat membentuk seorang tersebut menjadi lebih baik. Untuk itu di sini ada sebuah buku layak dikonsumsi dan dijadikan bahan kajian dan pembelajaran santri ialah buku Hakikat Tauhid.

Buku Hakikat Tauhid adalah buku pelajaran tauhid bagi santri kelas 5 dan kelas 6 KMI Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan. Untuk mengulik isinya, penulis menampilkan urutan dari yang termuda yaitu tauhid kelas 5 KMI, dalam kajiannya, buku ini membahas tentang Iman Kepada Allah adalah asal muasal akidah, konsentrasi Islam sesungguhnya adalah hakikat aqidah Islam, Bukti-bukti keesaan tuhan secara natural, akal dan naql,  tauhid sumber keimanan kepada Allah, tauhid ketuhanan, tauhid ibadah, tauhid syiar Islam, tauhid sebagai kunci pemersatu antara pemimpin-pemimpin umat Islam, hakikat tauhid, kesyirikan, macam-macam syirik, berbagai bentuk syirik shoghir dalam Islam. Di atas adalah pembahasan isi buku tauhid kelas 5 dari halaman 1- 66.

Masih dalam buku yang sama, dimulai dari halaman 67 hingga halaman 96, adalah pembahasan khusus Buku Tauhid khusus kelas 6 KMI dengan pembahasan melanjutkan dari kelas 5 yaitu seputar larangan dan upaya Islam menanggulangi kesyirikan di tengah-tengah kemajemukan masyarakat; dari yang paling tersamar hingga yang paling terang-terangan; hikmah dibalik pelarangan dan kewaspadaan dari syirik; mengambil keberkahan dari makhluk (manusia, hewan, tumbuhan dan benda mati); dan beragam macam ungkapan/nama-nama yang mendorong kepada kesyirikan; hal positif dari kekokohan keimanan dalam kehidupan seseorang, dan juga sebaliknya efek negative dari kesyirikan dan bahanya bagi kehidupan seseorang.

Buku Tauhid ini berbahasa Arab, tanpa baris, proses pengajarannya dapat diberikan kepada masing-masing guru, dapat mengajarkannya dengan metode istiqroiyyah, ilqoiyyah, istijwab, atau berbagai metode lainnya.  

Secara garis besar, buku ini terasa begitu sangat dekat dengan kehidupan kita, kasus yang dimunculkan di dalamnya serasa potret masyarakat saat ini, dalil-dalilnya juga langsung menuju pada poin inti, analogi penjelasan, seluruhnya dibahas sangat ringan, mudah dipahami, dan mengalir.

Begitulah catatan sederhana seputar buku ini, jika ada masukan dan tambahan dari teman-teman merupakan satu kehormatan dan kesyukuran bagi kami selaku penulis catatan ringan ini. Dan kami ucapkan terima kasih sebanyak-banyak, Jazakumullah khoir.

Thursday, May 16, 2024

HARIS MASKAN; LELAH YANG MEMBAHAGIAKAN

 


Haris Maskan, Lelah yang Membahagiakan

Setiap kali menulis blog ini, rasanya seperti kembali pada kenangan kemarin sore, masih sangat jelas ingatan itu. Sesaat terbawa melamun ke beberapa tahun silam, sampai akhirnya baru tersadar, ternyata hari, bulan dan tahun bergerak begitu sangat cepat, dan berlalu begitu saja tanpa terasa.

Teringat setiap kali memasuki awal bulan,  rayonku selalu menempelkan jadwal 'haris maskan' terbaru untuk bulan itu.  Tepatnya di tanggal satu setiap awal bulan.

Biasanya kami membacanya dengan riang gembira, apalagi kalau dapat jadwal 'haris maskan', 2 – 3 kali seminggu. Sueeenengnya luar biasa. Hehehe

Kok senang?
Lah gimana nggak senang, ada kekhususan sendiri. Di saat semua santri masuk kelas, hanya segelintir 'haris maskan' yang tidak masuk kelas. Dan syukurnya itu legal, tidak melanggar disiplin selama meminta 'tasrih haris maskan'. nah senangkan? Rasanya plong, gembira, dan tak terbayang sukanyalah pokoknya.

Emang yang dikerjakan apa saja?

Buaanyak hal yang bisa dikerjakan, baik itu pribadi maupun jama’i. Untuk pribadi ada keluangan waktu untuk beristirahat dari aktivitas masuk kelas, bisa merapikan lemari, bisa membaca novel, dan lagi bisa sambil santai di rayon, sambil makan cemilan dan minum teh. sesederhana itu saja, sudah mampu membahagiakan santri. 

Namun sebelum menikmati waktu pribadi, harus selesai dulu urusan 'jama’i'. Begitu aturan mainnya. Seperti: menyapu dan mengepel teras rayon, halaman rayon, tangga rayon, rayon dari ujung ke ujung dan membuang sampahnya ke tong sampah. Mengisi 'birmil' dengan air di rayon, biasanya jumlahnya ada 6 birmil, (5 birmil dari setiap kamar, dan 1 birmil dari rayon), setelah itu mengelap kaca kamar-kamar di rayon, mengelap cermin dan lalu barulah bisa bersantai ria.

Apa tidak sayang dengan pelajaran yang tertinggal?

Dalam hal ini biasanya santri terbagi menjadi 2 kelompok. kelompok pertama yang merasa sayang tertinggal masuk kelas, santri kedua yang dengan suka duka menjalaninya.

Memang ada sekitar 8 les yang ditinggalkan jika haris maskan seharian. namun itu tidak jadi masalah bagi santri, biasanya jika satu kali pertemuan tidak hadir, masih bisa mengejar catatannya bersama teman-teman malamnya atau besok paginya. Yang pasti 'haris maskan' harus aktif bertanya tentang ada tidaknya tugas yang diberikan oleh ustadz/ustadzah di kelas tadi.

Kalau di jadwal 'haris maskan' ternyata yang terjadwal sakit, bagaimana?

Santri selalu banyak opsi dalam menyelesaikan permasalahannya. Untuk persoalan ini biasanya mayoritas 'mudabbir' seringnya memakai  2 opsi ini. Pertama roker dengan teman lainnya lalu melapor ke 'mudabbir'. Kedua dengan cara melapor ke mudabbir langsung dan menyampaikan perihal diri yang kurang sehat, nanti mudabbir yang akan memilih siapa yang akan menggantikan atau menyodorkan kesempatan kepada santri yang lainnya, bagi siapa yang mau haris maskan di waktu itu. Biasanya tak menunggu waktu lama, sudah banyak yang bersedia menggantikan, apalagi kalau hari kamis. Buanyak sekali yang antri.

Kalau tidak mau piket bagaimana?

Tidak ada istilah tidak mau piket, sebab semuanya sudah mendapatkan jadwal. Kecuali ada catatan khusus dari wali kelasnya, yang memang mewanti-wanti anak tersebut agar tidak libur karena piket. Sebab si anak memiliki persoalan kefokusan belajar yang menurun, Maka dia mendapatkan kesempatan untuk tidak dapat kesempatan haris lail. Namun kalau tidak ada 'uzrun syar'i maka tidak ada istilah tidak mau piket. Karena bagi pesantren hal ini juga bagian dari pada pendidikan.

Apa nilai yang ditanamkan dari aktivitas haris maskan ini?

Banyak nilai yang tersirat dari jadwal ini:

Pertama: Semua anggota rayon jadi paham setiap awal bulan ada jadwal tugas piket yang harus dibaca dan diingat jadwalnya masing-masing, itu melatih kepekaan terhadap keliling/sekitar.

Kedua: Bagi yang mendapatkan jadwal piket, maka pada hari itu ia mendapatkan amanah besar untuk menjaga keamanan rayon. Biasanya setiap haris maskan 2 orang dari kelas yang berbeda. Jika yang satu ada urusan, maka yang satu lagi tetap menjaga di depan rayon. Sebab apapun bentuk kehilangan di rayon, orang yang pertama kali ditanyai adalah haris maskan.

Ketiga: Bagi yang tidak pernah memegang sapu di rumah, di sini akan terbiasa dengan sapu dan bahkan tahu cara mengepel lantai bahkan sampai membersihkan kaca, mengambil air ke dapur dan pekerjaan bersih-bersih rayon yang lain sebagainya.

Keempat: Haris maskan juga bertanggungjawab membawa makan bagi mereka yang sakit dan tinggal di asrama.

Kelima, keenam dan selanjutnya nampaknya bisa diisi oleh teman-teman di kolom komentar ya.

Nah begitulah obrolan ringan kita tentang haris maskan teman-teman. Suatu aktivitas bersih-bersih satu rayon yang sebenarnya melelahkan, tapi tertutupi dengan hati yang ikhlas dan bahagia menerima jadwal yang telah ditetapkan. 

Jika ada ungkapan yang berbunyi "ubahlah lelah menjadi lillah, nampaknya haris maskan udah mempraktekkannya sebelum kata-kata ini viral, bahkan dengan tambahan kata, "lelah menjadi lillah berakhir alhamdulillah..." :)

Terima kasih teman-teman sudah membaca sejauh ini,

Semoga sehat selalu, murah rezekinya, dan sukses dunia akhirat

Akhir kata. Wassalamu’alaikum wr wb.


Istilah Dunia Santri:

* Haris Maskan: Piket Rayon

* Rayon: Asrama 

* Tasrih: Surat izin

* Jama'i: Maslahah Bersama

Birmil: Jerigen

Ustadz/Ustadzah: Guru

* 'Uzrun syar'i: Alasan yang masuk akal.

Monday, May 13, 2024

Mudif di Hari Jum’at; Satu Dari Kebahagiaan Santri yang Tak Terhingga.



 Mudif di Hari Jum’at; Satu Dari Kebahagiaan Santri yang Tak Terhingga.

 

Mudif dalam istilah akrab pesantren adalah aktifitas kunjungan tamu kepada santri yang tinggal di pondok. Bisa itu tamunya adalah orang tua, kakak, adik, abang, yang secara khusus adalah keluarga kandung. Dalam aktivitasnya para tamu diberikan tempat untuk berteduh selama waktu kunjungan itu dinamakan kuhun (baca: cakruk). Disanalah aktifitas makan bersama, tanya kabar, saling bertegur sapa bisa dilakukan dengan anak secara utuh, mendengarkan cerita mereka, sampai menasehati si anak, hingga menceritakan hal ahwal tentang harapan orang tua untuk masa depan anaknya. Lewat cara mudif inilah, harapannya memberikan efek tangga berlapis, semakin lama semakin bertambah pemahaman anak dan orang tua akan pesantren, sebagai bekal kemajuan pesantren di masa mendatang.

 

Santri Adalah Duta Bagi Orang Tuanya.

Bagi beberapa orang mudif/kunjungan orang tua ke pesantren mungkin hal yang biasa. Tapi bagi pesantren sendiri, ini adalah suatu kehormatan, mengapa?

 

Sebab dengan mudif ini, proses interaksi anak dan orang tua terbangun. Dengan itu orang tua bisa dengan mudah memotivasi anaknya, atau mendengar anaknya bercerita tentang keadaannya. Varian cerita anak-anak biasanya, jika baik yang dirasakannya baik jugalah ceritanya, jika buruk yang dirasakannya buruk jugalah yang diceritakannya. Di sinilah kebijaksanaan orang tua untuk memfilter aduan anak dan menimpalinya dengan hal yang selalu positif, meskipun itu menjadi PR orang tua untuk menyelesaikannya dengan cara dan jalan sebijaksana mungkin kepada wali kelasnya atau wali asramanya.

 

Orang Tua dan Santri Adalah Duta Bagi Pesantren.

Banyak hal yang tidak mampu dijangkau oleh pesantren di masyarakat. Maka dengan pesantren memiliki santri yang mondok, dalam kata lain pesantren memiliki 2 bahkan 3 kali lipat duta yang tersebar di tanah air. Sebagai pelurus jika ada permasalahan yang belum duduk pekaranya atau jika ada isu yang belum jelas asal usulnya.

 

Besar harapannya, dengan adanya orang tua, banyak kesimpangsiuran tentang pesantren, dengan sendirinya akan diluruskan dan di jelaskan bagaimana idealnya dan semestinya.

 

Apa Sajakah Manfaat Mudif Ini Diperbolehkan?

 

Sebenarnya ada banyak manfaat dari mudif ini, sedikitnya 4 hal izin saya spilkan di sini: 

 

Pertama: Silaturrahim Orang Tua Kepada Anak.

Bukan hanya sekedar silarurrahim, mudif juga bermanfaat sebagai ladang perbaikan gizi anak dan pemberian suplemen bagi anak. Bukan karena di pondok makanan kurang enak atau tidak memenuhi gizi, tapi karena padatnya aktivitas pondok, sehingga yang awalnya kenyang, tiba-tiba lapar lagi. 

 

Hal aneh yang itu nyata terjadi, awal sebelum berjalan ke dapur lapernya luar biasa, lalu setelah makan bersama di dapur, ditutup dengan berdo’a setelah makan, lalu berjalan ke rayon, eh.. sudah terasa laper lagi.

 

Kedua: Menunjukkan Kejaibain Feeling Orang Tua dan Anak.

Biasanya sebelum orang tua datang ke pesantren, anak selalu menelpon terlebih dahulu untuk membicarakan tentang apa kebutuhan yang kiranya bisa dibawakan pada saat mudif di hari Jum’at. 

 

Sering kali, karena padatnya wartel (baca warung telepon), maka tidak sempat untuk menelepon, eh tiba waktu kunjungan, hampir selalu terjawab, semua yang ingin disampaikan anak melalui telpon telah dibawa orang tua tanpa ada yang terlewat.

 

Ketiga: Orang Tua Melihat Pondok Lebih Dekat.

Kapan kuliah umum kepada orang tua sebenarnya? 

Jawabnya adalah saat orang tua berkunjung ke pesantren.

 

Mengapa Demikian?

Karena sambil mudif, orang tua juga dapat menyaksikan derap langkah aktivitas santri yang tak ada henti-hentinya. Dengan cermat mengamati sendiri bagaimana kegiatan aktivitas anaknya yang penuh terjadwal, jeda sore juga masih diisinya dengan olah raga, hanya sesekali digunakan untuk bersantai, dari apa yang tampak orang tua menilai, dari apa yang dilihat, didengar, dan dirasakannya adalah pengetahuan baru bagi orang tua. Lambat laun juga akan terbiasa menyaksikan pergerakan santri yang begitu cepat dan ligat dalam aktivitas pergantian kegiatannya.

 

Keempat: Orang tua Shalat dan Berdo’a di Pesantren Ketika Dhuhur dan Ashar.

Setiap Jum’at, biasanya orang tua akan datang sebelum shalat jum’at, tepatnya di saat detik-detik azan shalat jum’at, orang tua sudah mulai berdatangan.

 

Di saat itulah Sebagian orang tua mengikuti shalat jum’at di masjid pondok, dan dilanjutkan dengan shalat ashar saat waktu azan berkumandang. Di sinilah keajaiban terbentuk, puluhan do’a tersampaikan ke arsy Allah. Ribuan santri bersama orang tuanya, suka rela mendo’akan anaknya sehat selalu semasa belajar di pesantren, dan juga dengan tulus ikhlas turut mendo’akan pondok tanpa diminta.

 

Dengan do’a tulus ikhlas inilah sejatinya pondok ini terus berjalan dan Berjaya.

 

Tidak ada yang mampu memberikan kebaikan hanya Allah swt. Dan tidak ada yang paling diterima oleh Allah lantunan do’anya kecuali orang-orang yang ikhlas. Dalam kasus ini tidak perlu ditanya keikhlasan orang tua mendo’akan kemajuan anaknya di pesantren.

Tidak akan diragukan lagi do’a orang tua demi kemajuan podok ini. Jazakumullah khoir.

 

 

Rasanya cukup sekian seputar mudif santri di hari Jum’at. Ada banyak nilai dari aktivitas sesaat ini, titip anak ke pesantren dan mempercayakan pola asuh dan didikan pesantren salama 24 jam per hari. 

 

Tega meninggalkan anak pas lagi sayang-sayangnya, pas lagi imut-imutnya demi masa depannya yang lebih prioritas. 

 

Ikhlas dengan setiap apa yang akan terjadi, dan terakhir tawakkal, tidak ada garansi pondok akan menjadikan setiap anak berhasil, tidak ada jaminan orang tua juga mampu menjaga anaknya dengan baik hingga menghantarkan mereka di pintu gerbang kejayaan, tidak akan ada kepastikan, kita semua hanyalah berikhtiar. Tapi satu hal yang itu benar-benar pasti, jika sudah ada campur tangan Allah di sana, “jika Allah menghendaki terhadap sesuatu, cukuplah bagi Allah mengatakan, ‘JADI’ maka akan terjadilah hal tersebut.” Wallahu‘alam.

 

Terima kasih teman-teman sudah berkenan membaca sejauh ini.


 

Istilah Dunia Santri:

 

*Mudif: Kunjungan keluarga/orang tua ke pesantren, untuk melihat keadaan anaknya, mendengarkan keluh kesahnya, mendengarkan laporan dan cerita anaknya, untuk selanjutnya memberikan pandangan pada anak tentang tata cara menyikapinya dan menanggapinya.

 

 

 

 

Subscribe Us

Dalam Feed


*PENGALAMAN NYANTRI: Menikmati Setiap Detik Proses Kelak Menjadi Pengalaman Beresensi