Mentalitas Guru Sejati. (Catatan Inspirasi Film: “Vaathi”)_Value Nyantri Ringkasan Movie
Tak ada salahnya sesekali seorang guru rihlah dengan film-film yang dapat menginspirasinya. Salah satunya film “Vaathi” drama pendidikan India, menggambarkan sosok guru yang memiliki mentalitas guru. Bukan guru mentalitas kerupuk, bukan guru mentalitas profit, atau guru mentalitas pembohong, tidak.
Durasi filmnya lumayan panjang, sekitar 2 jam 14 menit 13 detik. Merupakan waktu yang panjang jika dilihat sekilas, tapi begitu cepat ketika dilihat alur demi alur ceritanya, 2 jam menjadi seperti 20 menit saja.
Untuk filmnya, kami sarankan untuk menontonnya langsung, dan untuk kilasannya atau petikan poin-poin pembelajaran darinya, sudah kami rekap di catatan di bawah ini, semoga tidak jauh panggang dari api.
Highlight Poin-Poin Pesan moral dalam film “Vaathi” ini. Dengan gubahan kata yang disesuaikan dengan panggilan lokal.
- Guru bukan profesi guru adalah tanggungjawab.
- Ada waktu tertentu, seorang guru akan merasa tidak pantas menjadi guru, merasa tidak cocok menjadi guru, ingin berpindah profesi mencari pekerjaan lainnya, disebabkan terpaan, cobaan, halang-rintang dan kesulitan demi kesulitan yang dihadapi. Namun percayalah, ketika guru lebih kuat dari masalahnya, dia akan menjadi tak terkalahkan. Mungkin dikalahkan dalam pandangan kasat mata politik, namun hakikatnya dimenangkan dan benar-benar juara.
- Dunia pendidikan itu bukan hal-ahwal, barang, tempat, atau barang dagang yang diperjual belikan, dia adalah “inner beauty” (keelokan batin/hati seseorang).
- Menjadi guru bukanlah pilihan yang keliru, para guru hanya butuh sedikit dikuatkan dan didukung dengan upaya giatmu belajar.
- Akan ada pihak-pihak yang memperjualbelikan dunia pendidikan, akan ada yang membisniskan dunia pendidikan, jika itu terjadi dihadapanmu, tetaplah bergerak dengan visi dan misi awalmu menjadi guru. Kuatkanlah pijakan kakimu. Pilihan dan putusanmu sudah benar.
- Sadarlah wahai guru, kamu hadir untuk memberikan manfaat untuk orang banyak, bukan untuk dirimu sendiri. Nilai luhur, kebijaksanaan, dan keadilan, perlu diajarkan darimu. Contohkan itu, kamu akan dikenang seumur hidup santri-santrimu.
- Guru tidak butuh nama, nama itu dibutuhkan bagi mereka yang berkepentingan. Guru hanya butuh keseriusan santrinya untuk belajar, keberhasilan santri itu cukup sebagai hadiah terbaik untuk seorang guru.
- Jangan anggap guru hanya berhadapan dengan satu permasalahan untuk mempertahankan idealismenya, tidak… sekali-kali tidak, guru dihadapkan teramat banyak pilihan, membuatnya harus berfikir keras untuk mengambil keputusan.
- Keputusan seorang guru, selalu dilandasi dengan kebutuhan santrinya. Jika ada guru yang tidak memikirkan kebutuhan santrinya, yang dipikirkan hanyalah keuntungan, maka itu bukan guru, itu adalah ‘profit maker’.
- Guru kaya ilmu, duduk dan berdiskusilah dengannya, ilmumu pasti bertambah.
- Memiliki kebijaksanakan, kebaikan, kejujuran dan ketulusan itulah idealnya sifat guru.
- Keputusan untuk fokus menjadi guru, memaksa dia tidak multi talenta dalam pekerjaan selain mengajar, tapi ilmu yang diajarkan mengakar.
- Orang yang mengejar pendidikan, pada awalnya tidak akan bernilai apa-apa, sebab dia belum jadi siapa-siapa, tapi begitu ia berhasil menunjukkan kemampuan ilmunya, bayarannya mahal, bahkan bisa menutupi hutang yang ada, bukan saja hutang sekolah, hutang keluarga dari lahir juga dibisa dibayar lunas seketika.
- Gunakankanlah egonya untuk keberuntunganmu ke depan, biarkan yang berkepentingan mendapat nama, kamu mendapatkan ilmu dan biarkan gurumu mendapatkan ketulusan perjuangan dan keberhasilan dari usahamu.
- Saat ini kamu adalah santri, belajarlah sungguh-sungguh, kelak, gunakan kepintaranmu untuk mengratiskan pendidikan terkhusus bagi orang-orang miskin.
Kami merasa catatan ini mewakili hanya segelintir, dan dari satu sudut pandang, kiranya teman-teman yang lainnya memiliki pandangan berbeda dapat saling share informasi bersama di kolom komentar ya.
Teman-teman yang baik.
Terima kasih sudah membaca sejauh ini
Semoga berkah dalam segala urusannya.
Terima kasih
Jazakumullah khoir
Wassalammu’alaikum wr wb.