Iklan Multipleks Baru

KETELADANAN KYAI DAN GURU

"Bondo bahu pikir lek perlu sak nyawane pisan. [KH. Ahmad Sahal]

WAJAH PENDIDIKAN PESANTREN

"Prioritas pendidikan pesantren adalah menciptakan mentalitas santri dan santriwati yang berkarakter kokoh. Dasarnya adalah iman, falsafah hidup dan nilai-nilai kepesantrenan. "

PENGALAMAN UNIK DAN LUCU

"Pekerjaan itu kalau dicari banyak, kalau dikerjakan berkurang, kalau hanya difikirkan tidak akan habis. [KH. Imam Zarkasyi] "

GAGASAN KEMAJUAN UMAT

"Tidak ada kemenangan kecuali dengan kekuatan, dan tidak ada kekuatan kecuali dengan persatuan, da ntidak ada persatuan kecuali dengan keutamaan (yang dijunjung tinggi) dan tidak ada keutamaan kecuali dengan al-Qur'an dan al-Hadits (agama) dan tidak ada agama kecuali dengan dakwah serta tabligh. [KH. Zainuddin Fananie dalam kitab Senjata Penganjur] "

FALSAFAH DAN MOTTO PESANTREN

"Tak lekang karena panas dan tak lapuk karena hujan. [Trimurti] "

NASEHAT, KEBIJAKSANAAN DAN REFLEKSI

"Hikmah ialah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah. (HR at-Tirmidzi). "

BERARTI DAN BERKESAN

"Pondok perlu dibantu, dibela dan diperjuangkan. (KH. Abdullah Syukri Zarkasyi). "

Tuesday, December 3, 2024

Syahadat Deklarasi Keyakinan.

 Syahadat Deklarasi Keyakinan.

Assalamu’alaikum wr wb




أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
 
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

 

Asyhadu an laa ilaaha illallaahu,

wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah.

 

Artinya:

“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah.”

“Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.

**


Dalam ucapan dua kalimat syahadat ada lafadz kesaksian dan peniadaan di sana. Kesaksian bahwa Tuhan adalah Allah Swt., dan menyaksikan bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah. Di samping kesaksian juga terdapat peniadaan; di saat bersamaan juga meniadaan Tuhan-Tuhan selain Allah Swt.

 

Tuhan dalam makna awam sering diartikan menjadi “sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai yang Mahakuasa, Mahaperkasa, dan sebagainya”, tidak ada yang salah dengan arti ini, namun yang kiranya keliru ketika salah bertuhan; bertuhankan pada sosok yang tidak pantas; menuhankan materi di atas segalanya; mempertuhankan akal lebih tinggi dari keyakinan asasi dari diri. itu yang kiranya keliru.

 

Nah, dari sinilah Worldview Islam hadir untuk memberikan cara pandang baru kepada manusia. Di mana syahadat sebagai deklarasi keyakinan, hendaknya memperkokoh bangunan Rukun Iman dan Rukun Islamyang secara simultan menjadi tameng dalam kehidupan manusia muslim terlebih manusia mukmin. 

 

Dalam Keimanan kepada Allah Yang Maha Esa tidak ada keraguan, iman kepada malaikat, iman kepada kitab, iman kepada rasul, iman kepada Hari kiamat, dan iman kepada Qada dan Qadar, menjadi landasan berpijak. Sedangkan rukun Islam, dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, mengerjakan puasa, mengeluarkan zakat, naik haji, merupakan amalan sepanjang umur hidup, seraya bukti identitas bahwa seorang tersebut adalah umat Islam yang benar, berjalan ke arah kebenaran.

 

Dengan demikian keimanan hati dan amalan perbuatan seorang mukmin, akan berdampak besar pada manusia mukmin yang lain dalam kesehariannya. Jika berdagang membawa iman di sana, yakin setiap transaksi ada malaikat yang mencatat, setiap bekerja ada waktu untuk shalat yang harus diluangkan, sehingga dalam keseharian tidak pernah luput dari lindungan Allah, sebab manusia mukminnya selalu ingat pada Allah. Dengan demikian, lengkaplah rukun iman dan rukun Islam menjadi penolongnya dalam menjalani aktivitas keduniawiaan, demi kepentingan akhirat yang immortal.

 

Hal yang sama juga berimbas dalam kehidupan bermasyarakat, Belajar ilmu apapun tujuannya bukan semata dunia tapi ada akhirat di sana, berpolitik bukan sekedar politik dunia; namun ada pertanggungjawaban akhirat yang kelak dipertanggungjawabkan dihadapan sang pencipta. Bahkan sampai kepada menikah juga mesti menggunakan nilai-nilai keimanan dan keislaman, menjadi landasan dalam mengambil keputusan sekecil apapun, seringan apapun, hingga yang paling berat sekalipun; bukankah menikah adalah ibadah terpanjang di dalam Islam?

 

Dari sekian analogi tindakan real di kehidupan nyata, menghadirkan makna sebenarnya bahwa syahadat sebagai deklarasi keyakinan tidak lagi sebuah kata semu, akan tetapi adalah bukti real bahwa manusia butuh panduan, tuntunan ke arah yang lebih baik.

 

Kelak dari akumulasi keyakinan dan amal sholeh yang dilakukan seorang mukmin, dapat membantunya untuk kebaikan-kebaikan berikutnya, yang itu semua dilakukan dengan penuh kesadaran dan ketaatan, layaknya hamba pada tuannya.

 

Sehingga hasil dari syahadat ini, semua perbuatan di dunia ini orientasinya lillah. Mengartikan segala sesuatunya berkaitan dengan Allah. Mencari ilmu adalah ibadah, fadhilah dari shalat adalah mencegah kemungkaran, kesopanan itu wujud dari kebaikan, pemahaman durhaka pada orang tua akan celaka, mendholimi orang lain itu sedang menabung azab dunia kepada diri kita sendiri, berinfak itu menambah kaya, kerja keras mesti dibarengan do’a, membantu orang lain itu tanda iman kepada Yang Maha Kuasa bahwa dengan itu kita mengetuk pintu ridanya Allah Swt.

 

Sampai pada akhirnya, syadahat yang melahirkan keyakinan ini juga sebagai langkah awal untuk mulai berjalan pada pilihan dan impian ke arah yang benar, di mana langkah yang benar adalah ketika berlandaskan pada visi Islam tentang realitas dan kebenaran, hingga pada akhirnya dengan visi Islam yang benar dapat memahami wujud Allah, wujud Alam, wujud manusai dan lain-lain.

 

Dengan ini semua akan mengarahkan worldview berpikirnya dapat makna amal, makna ilmu, makna kehidupan, makna dunia, makna nilai atau moral, makna manusia.

 

 

“Mari beriman, berpikir dengan iman, sehingga menumbuhkan keimanan-keimanan yang lainnya, notabene mendekatkan diri pada Allah Swt.”

 

Wallahua’alam bissoab


Terima kasih teman-teman sudah membersamai sampai sejauh ini, terima kasih telah membaca sampai pada titik ini, akhir kata semoga kita semua dalam lindungan Allah Swt., dan dimudahkan dalam segala urusan dan permohonan yang dimohonkan.

 

Wassalamu’alaikum wr wb

Sunday, December 1, 2024

10 Tahun Malang Melintang Menghidupi Website Pribadi






 

Tanpa terasa telah 10 (sepuluh) tahun, drama menghidupi website pribadiku ini, aku mulai. Semua rasa ada di sini, perkembangan genre tulisan juga di sini, pergumulan emosi, pertengkaran nurani pemuda yang berjuang bertransformasi menjadi somebody juga terjejak di sini, pada intinya, ini adalah teman yang benar-benar menemani dari sejak tak mengerti arti hidup hingga kini, yang juga masih mengais-ngais makna hidup dari Yang Maha Hidup itu sendiri; terus berdo’a dan berharap dengan penuh keyakinan dapat lebih hidup dari yang sudah-sudah. Dapat lebih menghidupkan dari yang sudah-sudah. Bukankah esensi hidup harus bisa menghidupkan dan memberi arti kehidupan?

 

 


Terkadang website bisa terisi, tapi juga terkadang kosong, bahkan seringnya kosong tidak terupdate, tapi tetap menulis dan membaca tetap menjadi aktivitas favorit yang tak tergantikan, terbit tidak terbit harus tetap menulis, karena tetap menulis adalah semacam kewajiban pribadi.

 

Ada hal yang sangat menarik dalam menulis website ini, dari mulai seorang yang tak mengerti apa-apa tentang tulisan, hingga tahu ujung dari tulisan harus memiliki visi-misi yang sempurna, tulisan juga mengikuti aturan-aturan penting di dalamnya, tulisan juga memiliki banyak hal yang bisa diperjuangkan. Pada intinya menulis memberikan satu kenyamanan untuk bisa menikmati perjalanan hidup di dunia ini agar dapat lebih berarti.

 

Sedikitnya ada 8 kenikmatan menulis selama 10 tahun menjejaki pengalaman pribadiku ini:

 

1.     Menulis Membuatku Merasa Tenang.

Siapa yang tahu pasang-surut arus hidup kita? Terkadang merasa hidup ini biasa saja, tapi juga tak jarang hidup bersikap begitu kejam pada kita. 

 

Apakah hidup kita sama dengan hidup orang lain? Bisa saja hidup kita terlihat sulit dan hidup orang lain tampak mudah? Atau hanya kita saja yang merasakan demikian, atau jangan-jangan hidup kita masih lebih mudah dibandingkan hidup orang lain di luar sana?

 

Bisa saja hidup orang lain terlihat mudah padahal aslinya mereka lebih sulit dari kita! 

 

Banyak hal yang disembunyikan tidak selalu muncul dipermukaan, dan menulis adalah solusi untuk tetap tenang menghadapi ketidakpastian ini.

 

2.     Menulis Menjadikanku “ADA”

 

‘Ada’ adalah bentuk eksistensi diri. Jika memang ada, maka seyogyanya akal, pikiran, badan, seluruhnya eksis dan Bersatu padu, berada di posisi dia berpijak saat ini. Adanya buah pikir itu bukti eksistensi diri benar-benar terbukti ‘ada’.

 

Agak tidak suka muncul kepermukaan sebenarnya, tapi terkadang kondisi memaksa untuk muncul dipermukaan, terlebih dengan tuntunan zaman dan pekerjaan, branding diri merupakan suatu keharusan, jika diri belum terbrand, ibaratkan produk tanpa label, tidak tahu orang apa fungsi dan manfaatnya, malah orang ragu apakah ini benda layak konsumsi atau racun yang mematikan.

 

Buat personal yang lebih nyaman dengan sikap pendiamnya (introvert). Lewat jalur tulisan, biasanya dia lebih ramah. 

 

Para introvert akan merasa lebih baik, merasa lebih nyaman jika dikenal lewat tulisannya, sebab apa yang ditulisnya itulah mewakili apa yang dipikirkannya, secara unik dan menarik, ia mampu berkata-kata, berceloteh panjang, bahkan bersenandung syair dan puisi disana, tidak terbatas menunjukkan siapa diri sebenarnya lewat tulisan, tapi lebih kepada menunjukkan bahwa dia eksis sebagai hamba yang terus hidup.

 

3.     Menulis Membuat Otak Terus Berjalan

Banyak yang bilang daya tangkap, ingatan, kemampuan mengingat, kemampuan menghafal dan kecakapan dalam berfikir kritis itu bukan persoalan latihan sepanjang malam selama sebulan. Tapi, adalah perjalanan panjang tahunan, bahkan sepanjang umur kita dalam menjalani kehidupan. 

Sebab dunia terus berputar, aktivitas manusianyapun harus terus dinamis, bagaimana bisa tetap di sini, sementara dunia terus berubah, menyesuaikan dengan perkembangan ini, maka cara bertahan hidup dan sikap hidup juga mesti berubah mengikuti zaman ini. Namun nilai diri, worldview Islamnya harus tetap terjaga.

 

4.     Menulis Membuatku Menemukan Duniaku

Banyak orang terjebak dalam masalalunya yang tak berujung. Ada juga yang terjebak di masalah finansialnya yang tak ada henti-hentinya; berapa banyak yang terjebak dalam keluarga urak-urakan, dan banyak lagi deskripsi dari orang-orang terhambat, tersesat, tertinggal bahkan tercampakkan dari tempat asalnya; belum lagi orang yang terkungkung dalam deskriminasi sosial, ada yang tertahan oleh permintaan orang tuanya, sehingga tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mengatakan kata iya, ada juga yang mengabaikan orang mengasihinya dan menyayanginya sehingga disebut anak durhaka. Untuk mengungkap dan menceritakan semuanya secara lengkap dan sadar, maka dengan itu, menulislah!

 

Lewat jendela ilmu kamu menatap dunia dari berbagai arah, sehingga kamu tahu dunia seperti apa yang kamu pilih, untuk menjalani hidup di dalamnya. Selanjutnya tuliskan perjalanan hidupmu semoga menjadi jejak sejarah bagi generasi setelahmu.

 

5.     Menulis Menjadikanku Mengenal Para Penulis

Jika saat ini banyak konten yang bilang, seberapa baik circlemu maka akan begitulah hidupmu. Meskipun ungkapan ini masih simpang siur kebenarannya, sebab baru teruji lewat influenser yang banyak bercerita tentang ini. Tapi rasaku iya, keberadaan kita dengan orang lain itu jauh memiliki rasa, jika keduanya saling berusaha untuk selalu ada.

 

Semakin kamu sering menulis, maka semakin banyaklah penulis yang akan kamu kenal, dan itu merupakan investasi jangka panjang untuk networking yang lebih baik.

 

6.     Menulis Membuatku Memiliki Karya

Ada banyak karya manusia, tapi apakah semua karya bertahan lama? Itu yang perlu dipertanyakan. 

 

Jika karya hanya bisa dinikmati sehari dua hari, maka itu bukan karya namanya itu jualan kue. Kalau bercerita karya, bagiku adalah sesuatu yang bisa dinikmati paling tidak setahun dan dua tahun, memasuki jangka menengah 5 sampai 10 tahun, dan memasuki masa akhir 10 tahun hingga tak terhingga.

 

Maka menulislah, berkaryalah, kelak karyamu berbicara lebih lantang dari pita suara yang dihadiahkan dari sang Pencipta.

 

7.     Menulis Membuatku Tetap Membaca.

Bila menulis adalah memasak, sebelum memasak kita butuh mempersiapkan peralatan masak dan kebutuhan-kebutahan yang akan dimasak, dan itu semua sama seperti menulis. 

 

Sebelum menulis aku membaca, sebelum menulis aku menganalisis, sebelum menulis aku mengenal sejarah, sebelum menulis aku bercerita, sebelum menulis aku mengulik data, setiap aktivitas dari menulis tadi, semuanya adalah pergumulan dari akvitas-aktivitas kecil yang produktif.

 

8.     Menulis Pada Akhirnya Mengajarkan Cara Konsisten

Apa aktivitas yang membuatmu bisa isiqomah, pertahankanlah! Sebab keistiqomahan itu adalah barang langka, jika kamu mampu menjaganya, maka kamu telah menjaga masa depanmu. Tunggu masanya akan tiba masa kejayaan luar biasa Anda. 

 

Hal kecil, jika dilakukan berulang-ulang menghasilkan efek yang luar biasa. Konon lagi kebiasaan menulis, ini akan menghantarkanmu pada masa depan yang luas, menembus cakrawala, tak akan pernah bisa dirasakan oleh orang lain selain penulis. Penulis apapun itu!

 

Setelah mencapai satu dekade mempertahakan website ini, sebagai bukti syukurku, yang telah 10 tahun ini menjaga website ini untuk tetap hidup, maka sebagai hadiah bagi diriku sendiri, akan kuusahakan konsisten menulis setiap harinya di blog ini, dalam upaya menjaga kesitiqomahan ini agar tidak pernah mati. 

 

Rasa-rasanya menulis membuatku lebih hidup, dan nampaknya hidupku ada di sini. 

 

Oh ya kawan-kawan.., obrolan kita kali ini kita cukupkan dulu ya, akan disambung esok hari dengan tulisan lainnya, terima kasih udah membaca sejauh ini.

 

Terima Kasih ya kawan-kawan.

Semoga semua urusan kawan, sejawat, teman, saudara, dapat dimudahkan Allah Swt.
dan segala persolan rizki, pertanyaan arah jalan hidup, sampai pada hal yang disemogakan segera tercapai. Aamiin Ya Rabbal’alamin.

 

See you tomorrow.





 

 

Subscribe Us

Dalam Feed


*PENGALAMAN NYANTRI: Menikmati Setiap Detik Proses Kelak Menjadi Pengalaman Beresensi