Iklan Multipleks Baru

Sunday, December 1, 2024

10 Tahun Malang Melintang Menghidupi Website Pribadi






 

Tanpa terasa telah 10 (sepuluh) tahun, drama menghidupi website pribadiku ini, aku mulai. Semua rasa ada di sini, perkembangan genre tulisan juga di sini, pergumulan emosi, pertengkaran nurani pemuda yang berjuang bertransformasi menjadi somebody juga terjejak di sini, pada intinya, ini adalah teman yang benar-benar menemani dari sejak tak mengerti arti hidup hingga kini, yang juga masih mengais-ngais makna hidup dari Yang Maha Hidup itu sendiri; terus berdo’a dan berharap dengan penuh keyakinan dapat lebih hidup dari yang sudah-sudah. Dapat lebih menghidupkan dari yang sudah-sudah. Bukankah esensi hidup harus bisa menghidupkan dan memberi arti kehidupan?

 

 


Terkadang website bisa terisi, tapi juga terkadang kosong, bahkan seringnya kosong tidak terupdate, tapi tetap menulis dan membaca tetap menjadi aktivitas favorit yang tak tergantikan, terbit tidak terbit harus tetap menulis, karena tetap menulis adalah semacam kewajiban pribadi.

 

Ada hal yang sangat menarik dalam menulis website ini, dari mulai seorang yang tak mengerti apa-apa tentang tulisan, hingga tahu ujung dari tulisan harus memiliki visi-misi yang sempurna, tulisan juga mengikuti aturan-aturan penting di dalamnya, tulisan juga memiliki banyak hal yang bisa diperjuangkan. Pada intinya menulis memberikan satu kenyamanan untuk bisa menikmati perjalanan hidup di dunia ini agar dapat lebih berarti.

 

Sedikitnya ada 8 kenikmatan menulis selama 10 tahun menjejaki pengalaman pribadiku ini:

 

1.     Menulis Membuatku Merasa Tenang.

Siapa yang tahu pasang-surut arus hidup kita? Terkadang merasa hidup ini biasa saja, tapi juga tak jarang hidup bersikap begitu kejam pada kita. 

 

Apakah hidup kita sama dengan hidup orang lain? Bisa saja hidup kita terlihat sulit dan hidup orang lain tampak mudah? Atau hanya kita saja yang merasakan demikian, atau jangan-jangan hidup kita masih lebih mudah dibandingkan hidup orang lain di luar sana?

 

Bisa saja hidup orang lain terlihat mudah padahal aslinya mereka lebih sulit dari kita! 

 

Banyak hal yang disembunyikan tidak selalu muncul dipermukaan, dan menulis adalah solusi untuk tetap tenang menghadapi ketidakpastian ini.

 

2.     Menulis Menjadikanku “ADA”

 

‘Ada’ adalah bentuk eksistensi diri. Jika memang ada, maka seyogyanya akal, pikiran, badan, seluruhnya eksis dan Bersatu padu, berada di posisi dia berpijak saat ini. Adanya buah pikir itu bukti eksistensi diri benar-benar terbukti ‘ada’.

 

Agak tidak suka muncul kepermukaan sebenarnya, tapi terkadang kondisi memaksa untuk muncul dipermukaan, terlebih dengan tuntunan zaman dan pekerjaan, branding diri merupakan suatu keharusan, jika diri belum terbrand, ibaratkan produk tanpa label, tidak tahu orang apa fungsi dan manfaatnya, malah orang ragu apakah ini benda layak konsumsi atau racun yang mematikan.

 

Buat personal yang lebih nyaman dengan sikap pendiamnya (introvert). Lewat jalur tulisan, biasanya dia lebih ramah. 

 

Para introvert akan merasa lebih baik, merasa lebih nyaman jika dikenal lewat tulisannya, sebab apa yang ditulisnya itulah mewakili apa yang dipikirkannya, secara unik dan menarik, ia mampu berkata-kata, berceloteh panjang, bahkan bersenandung syair dan puisi disana, tidak terbatas menunjukkan siapa diri sebenarnya lewat tulisan, tapi lebih kepada menunjukkan bahwa dia eksis sebagai hamba yang terus hidup.

 

3.     Menulis Membuat Otak Terus Berjalan

Banyak yang bilang daya tangkap, ingatan, kemampuan mengingat, kemampuan menghafal dan kecakapan dalam berfikir kritis itu bukan persoalan latihan sepanjang malam selama sebulan. Tapi, adalah perjalanan panjang tahunan, bahkan sepanjang umur kita dalam menjalani kehidupan. 

Sebab dunia terus berputar, aktivitas manusianyapun harus terus dinamis, bagaimana bisa tetap di sini, sementara dunia terus berubah, menyesuaikan dengan perkembangan ini, maka cara bertahan hidup dan sikap hidup juga mesti berubah mengikuti zaman ini. Namun nilai diri, worldview Islamnya harus tetap terjaga.

 

4.     Menulis Membuatku Menemukan Duniaku

Banyak orang terjebak dalam masalalunya yang tak berujung. Ada juga yang terjebak di masalah finansialnya yang tak ada henti-hentinya; berapa banyak yang terjebak dalam keluarga urak-urakan, dan banyak lagi deskripsi dari orang-orang terhambat, tersesat, tertinggal bahkan tercampakkan dari tempat asalnya; belum lagi orang yang terkungkung dalam deskriminasi sosial, ada yang tertahan oleh permintaan orang tuanya, sehingga tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mengatakan kata iya, ada juga yang mengabaikan orang mengasihinya dan menyayanginya sehingga disebut anak durhaka. Untuk mengungkap dan menceritakan semuanya secara lengkap dan sadar, maka dengan itu, menulislah!

 

Lewat jendela ilmu kamu menatap dunia dari berbagai arah, sehingga kamu tahu dunia seperti apa yang kamu pilih, untuk menjalani hidup di dalamnya. Selanjutnya tuliskan perjalanan hidupmu semoga menjadi jejak sejarah bagi generasi setelahmu.

 

5.     Menulis Menjadikanku Mengenal Para Penulis

Jika saat ini banyak konten yang bilang, seberapa baik circlemu maka akan begitulah hidupmu. Meskipun ungkapan ini masih simpang siur kebenarannya, sebab baru teruji lewat influenser yang banyak bercerita tentang ini. Tapi rasaku iya, keberadaan kita dengan orang lain itu jauh memiliki rasa, jika keduanya saling berusaha untuk selalu ada.

 

Semakin kamu sering menulis, maka semakin banyaklah penulis yang akan kamu kenal, dan itu merupakan investasi jangka panjang untuk networking yang lebih baik.

 

6.     Menulis Membuatku Memiliki Karya

Ada banyak karya manusia, tapi apakah semua karya bertahan lama? Itu yang perlu dipertanyakan. 

 

Jika karya hanya bisa dinikmati sehari dua hari, maka itu bukan karya namanya itu jualan kue. Kalau bercerita karya, bagiku adalah sesuatu yang bisa dinikmati paling tidak setahun dan dua tahun, memasuki jangka menengah 5 sampai 10 tahun, dan memasuki masa akhir 10 tahun hingga tak terhingga.

 

Maka menulislah, berkaryalah, kelak karyamu berbicara lebih lantang dari pita suara yang dihadiahkan dari sang Pencipta.

 

7.     Menulis Membuatku Tetap Membaca.

Bila menulis adalah memasak, sebelum memasak kita butuh mempersiapkan peralatan masak dan kebutuhan-kebutahan yang akan dimasak, dan itu semua sama seperti menulis. 

 

Sebelum menulis aku membaca, sebelum menulis aku menganalisis, sebelum menulis aku mengenal sejarah, sebelum menulis aku bercerita, sebelum menulis aku mengulik data, setiap aktivitas dari menulis tadi, semuanya adalah pergumulan dari akvitas-aktivitas kecil yang produktif.

 

8.     Menulis Pada Akhirnya Mengajarkan Cara Konsisten

Apa aktivitas yang membuatmu bisa isiqomah, pertahankanlah! Sebab keistiqomahan itu adalah barang langka, jika kamu mampu menjaganya, maka kamu telah menjaga masa depanmu. Tunggu masanya akan tiba masa kejayaan luar biasa Anda. 

 

Hal kecil, jika dilakukan berulang-ulang menghasilkan efek yang luar biasa. Konon lagi kebiasaan menulis, ini akan menghantarkanmu pada masa depan yang luas, menembus cakrawala, tak akan pernah bisa dirasakan oleh orang lain selain penulis. Penulis apapun itu!

 

Setelah mencapai satu dekade mempertahakan website ini, sebagai bukti syukurku, yang telah 10 tahun ini menjaga website ini untuk tetap hidup, maka sebagai hadiah bagi diriku sendiri, akan kuusahakan konsisten menulis setiap harinya di blog ini, dalam upaya menjaga kesitiqomahan ini agar tidak pernah mati. 

 

Rasa-rasanya menulis membuatku lebih hidup, dan nampaknya hidupku ada di sini. 

 

Oh ya kawan-kawan.., obrolan kita kali ini kita cukupkan dulu ya, akan disambung esok hari dengan tulisan lainnya, terima kasih udah membaca sejauh ini.

 

Terima Kasih ya kawan-kawan.

Semoga semua urusan kawan, sejawat, teman, saudara, dapat dimudahkan Allah Swt.
dan segala persolan rizki, pertanyaan arah jalan hidup, sampai pada hal yang disemogakan segera tercapai. Aamiin Ya Rabbal’alamin.

 

See you tomorrow.





 

 

0 comments :

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjungi dan berkomentar bijak di situs ini.

Subscribe Us

Dalam Feed


*PENGALAMAN NYANTRI: Menikmati Setiap Detik Proses Kelak Menjadi Pengalaman Beresensi